dc.contributor.advisor |
Santoso, Herry |
|
dc.contributor.advisor |
Hartanto, Yansen |
|
dc.contributor.author |
Sugianto, Jennifer |
|
dc.contributor.author |
Chan, Dea Netta Priscilia |
|
dc.date.accessioned |
2024-06-11T09:03:59Z |
|
dc.date.available |
2024-06-11T09:03:59Z |
|
dc.date.issued |
2022 |
|
dc.identifier.other |
skp44499 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/17218 |
|
dc.description |
6289 - FTI |
en_US |
dc.description.abstract |
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi besar untuk
memproduksi dan berswasembada garam. Pada kenyataannya potensi tersebut tidak dapat
diimbangi oleh produksi dalam negeri. Area produksi garam Indonesia belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan garam nasional. Petani garam di Indonesia masih menerapkan
metode tradisional yaitu penguapan di kolam dengan tenaga surya. Perolehan kemurnian
garam hasil metode tradisional memiliki kualitas yang cukup rendah dengan kandungan
NaCl kurang dari 90%. Maka diperlukan kajian lebih lanjut tentang metode peningkatan
produksi garam. Petani garam di Indonesia sebagian besar menggunakan metode
ekstensifikasi yaitu dengan cara memperluas lahan penguapan garam. Namun
permasalahan keterbatasan lahan merupakan salah satu hambatan untuk meningkatkan
produktivitas metode ekstensifikasi. Di sisi lain, metode intensifikasi merupakan metode
yang hemat lahan dan sangat bagus jika dapat diterapkan di Indonesia.
Penelitian ini berfokus kepada metode intensifikasi menggunakan 3D Rope
Evaporator. 3D Rope Evaporator merupakan alat penguapan air laut menggunakan tali-tali
yang digantung untuk memperbesar luas permukaan penguapan dengan ketersediaan lahan
yang ada. Pengendapan dan penguapan dilakukan secara bertahap pada empat kolam 3D
Rope Evaporator Analisis kontaminan yang mengendap secara lebih mendalam dilakukan
dengan mensimulasikan penguapan 3D Rope Evaporator di Aspen Plus V10. Jumlah air
teruapkan yang diketahui dari simulasi Aspen Plus V10 digunakan untuk menghitung luas
permukaan penguapan yang dibutuhkan. Berdasarkan simulasi, yield NaCl sebesar
77,348% dan perolehan garam sebesar 96,98%-wt. Selanjutnya dimodelkan panjang tali
dan luas petak lahan yang dibutuhkan modul 3D Rope Evaporator. Kemudian dapat
ditentukan luas lahan total yang dibutuhkan untuk produksi garam dan dibandingkan
hasilnya antara metode tradisional dan 3D Rope Evaporator. Berdasarkan perhitungan,
kapasitas produksi untuk 1 hektar lahan pada metode tradisional akan menghasilkan
155.325 ton/tahun sedangkan metode 3D Rope Evaporator akan menghasilkan 1.619.962
ton/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa produksi garam menggunakan metode 3D Rope
Evaporator dapat meningkatkan produktivitas lahan garam hingga 10 kali lipat
dibandingkan metode tradisional. |
en_US |
dc.language.iso |
Indonesia |
en_US |
dc.publisher |
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UNPAR |
en_US |
dc.subject |
AIR LAUT |
en_US |
dc.subject |
GARAM |
en_US |
dc.subject |
EVAPORASI |
en_US |
dc.subject |
3D ROPE EVAPORATOR |
en_US |
dc.title |
Desain dan simulasi produktivitas lahan garam menggunakan 3D Rope Evaporator |
en_US |
dc.type |
Undergraduate Theses |
en_US |
dc.identifier.nim/npm |
NPM6141801013 |
|
dc.identifier.nim/npm |
NPM6141801097 |
|
dc.identifier.nidn/nidk |
NIDN0420077201 |
|
dc.identifier.nidn/nidk |
NIDN0424018502 |
|
dc.identifier.kodeprodi |
KODEPRODI613#Teknik Industri |
|