Abstract:
Pati tapioka adalah pati yang berasal dari tanaman singkong. Pati tapioka memiliki
potensi yang cukup besar untuk dikembangkan karena produksi singkong di Indonesia
sangat banyak dan bertambah setiap tahunnya. Dalam industri pangan, pati tapioka dapat
digunakan sebagai bahan pengental (food thickener). Namun pemanfaatan pati tapioka alami
memiliki keterbatasan dalam pengaplikasiannya, karena sifat fisika dan sifat kimia yang
kurang stabil untuk digunakan secara luas saat digunakan sebagai bahan pengental. Maka
dari itu, dilakukan proses modifikasi terhadap pati tapioka alami, salah satunya dengan
proses cross-linking menggunakan reagen asam sitrat. Modifikasi dengan metode crosslinking
akan menghasilkan pati yang lebih stabil terhadap suhu tinggi. Asam sitrat digunakan
sebagai reagen cross-linking dikarenakan harganya yang murah dan aman untuk dikonsumsi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari rasio mol asam sitrat : mol
anhidroglukosa, suhu pemanasan dan pH terhadap terhadap sifat kimia dan sifat fungsional
dari pati sitrat.
Dalam penelitian ini, dilakukan percobaan awal dan percobaan utama. Percobaan
awal dilakukan dengan memvariasikan prosedur kerja yang meliputi reaksi cross-linking
berbasis wet, dry, dan campuran yang dilakukan secara duplo sehingga percobaan dilakukan
sebanyak 6 tempuhan. Dalam percobaan awal ini, jumlah asam sitrat yang digunakan adalah
5 % (mol asam sitral/ mol anhidroglukosa) dan pH yang digunakan adalah 4, serta suhu
pemanasan 80oC . Pada percobaan utama, dilakukan variasi reagen asam sitrat (1, 5, 10 %
mol asam sitrat/ mol anhidroglukosa) terhadap variasi pH reaksi (3 dan 5) dan terhadap
variasi suhu pereaksian (60, 80, dan 100oC). Percobaan utama akan dilakukan secara duplo
sehingga total tempuhan yang dilakukan berjumlah 36 tempuhan.
Metode pereaksian kering dipilih sebagai metode yang tepat karena menghasilkan
nilai DS yang paling tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah
reagen asam sitrat yang ditambahkan, pH reaksi rendah, dan suhu reaksi dinaikan, maka nilai
Derajat Substitusi (DS) akan semakin besar. Kondisi terbaik yang diperoleh dalam penelitian
ini adalah saat divariasikannya reagen asam sitrat sebesar 10 %, suhu reaksi 100 oC, dan pH
reaksi sebesar 3. Rentang nilai DS yang didapatkan pada percobaan utama adalah 0,0071 –
0,1997. Nilai DS pati sitrat yang dihasilkan telah sesuai dengan syarat aman bagi
penggunaan bahan pangan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pati sitrat yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai food thickener. Hasil modifikasi berupa pati sitrat ini
menghasilkan kemampuan mengembang, daya serap minyak, dan kejernihan yang lebih
rendah dari pati native, dan memiliki daya serap air yang lebih tinggi dibandingkan pati
native. Sifat dari pati termodifikasi yang dihasilkan tentunya banyak digunakan dalam
pengaplikasiannya dalam industri pangan seperti, pembuatan sup, saus, roti, dan makanan
olahan lainnya.