Abstract:
Perak dalam bentuk nanopartikel merupakan suatu agen yang dapat berperan dalam membunuh dan menghambat pertumbuhan mikroba. Hal ini dikarenakan kemampuannya yang dapat merusak dinding dan membran sel, merusak fungsi vital sel, serta dapat menyebabkan oxidative stress ketika berineraksi dengan mikroba. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mensintesis nanopartikel perak adalah reduksi kimia. Metode ini memanfaatkan suatu senyawa kimia untuk mereduksi ion Ag+ di dalam larutan prekursor menjadi atom Ag0 dalam bentuk bebas. Atom-atom tersebut dapat membentuk inti kristal ketika larutan menjadi jenuh, di mana inti kristal yang telah terbentuk akan mengalami penumpukan sehingga membentuk nanopartikel. Permasalahan utama yang sering ditemukan dalam sintesis nanopartikel menggunakan metode ini adalah terjadinya proses aglomerasi, yaitu kondisi di mana nanopartikel yang terbentuk saling menyatu dan membentuk suatu partikel stabil yang berukuran lebih besar. Hal tersebut dapat dicegah dengan cara menambahkan larutan surfaktan sebelum proses reduksi dimulai.
Pada penelitian ini, nanopartikel perak akan disintesis dalam bentuk koloid, melalui metode reduksi kimia dengan menggunakan perak nitrat (AgNO3) sebagai larutan prekursor, natrium borohidrida (NaBH4) sebagai agen pereduksi, dan sodium dodecyl sulfate (SDS) sebagai surfaktan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi agen pereduksi pada 0,001; 0,005; 0,01; 0,015 M dan penggunaan surfaktan pada titik CMC yaitu pada 0,5 g, terhadap karakteristik nanopartikel perak yang terbentuk. Koloid nanopartikel perak yang telah disintesis kemudian akan dilakukan uji antimikroba untuk diamati kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Pengujian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar, di mana jenis bakteri yang akan dilakukan untuk pengujian adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil pengamatan yang akan dilakukan berupa respon terhadap pertumbuhan bakteri yang dapat digambarkan oleh terbentuknya zona hambat pada sekeliling nanopartikel perak selama masa inkubasi.
Berdasarkan hasil pengujian antimikroba, didapatkan jika kemampuan nanopartikel perak hasil sintesis dalam menghambat pertumbuhan bakteri termasuk dalam kategori sedang hingga sangat kuat untuk semua variasi, di mana diameter zona hambat yang terbentuk berada pada kisaran 7 hingga 27,75 mm. Selain itu, berdasarkan hasil pengujian PSA, didapatkan jika pada konsentrasi agen pereduksi yang sama yaitu pada 0,015 M, nanopartikel yang disintesis menggunakan surfaktan memiliki distribusi ukuran yang jauh lebih kecil (51,2 nm) dibandingkan dengan nanopartikel perak yang disintesis tanpa menggunakan surfaktan (3474,4 nm). Adapun, berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan jika pada nanopartikel perak yang disintesis tanpa menggunakan surfaktan, jumlah Ag+ yang terkonversi menjadi Ag0 adalah sebesar 88,63 %, sedangkan pada nanopartikel perak yang disintesis dengan menggunakan surfaktan, nilai konversinya berada pada rentang 98,09 % hingga 98,76 %.