Abstract:
Permasalahan yang dihadapi dunia dewasa ini adalah global warming yang disebabkan oleh emisi gas CO2, yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan dalam kegiatan industri, transportasi, dan kelistrikan. Berdasarkan Paris Agreement yang dibuat pada tahun 2015, telah disepakati bahwa situasi dunia telah mengharuskan agar sebaiknya penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar dikurangi karena isu emisi gas rumah kaca (CO2). Sementara itu, bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang tidak terbaharukan. Oleh karena itu dibutuhkan bahan bakar alternatif sebagai pengganti dari bahan bakar fosil tersebut.
Salah satu bahan bakar alternatif yang berpotensi untuk menjadi pengganti bahan bakar fosil tersebut adalah minyak nabati. Minyak nabati non-pangan seperti minyak biji kapok adalah minyak yang cocok dan tidak akan bersaing dengan sektor pangan. Selain itu, minyak ini memiliki struktur yang serupa dengan bahan bakar fosil dengan sebelumnya diolah terlebih dahulu melalui proses hydrotreating. Proses hydrotreating melibatkan proses hidrogenasi dan deoksigenasi. Dari proses hydrotreating ini akan dihasilkan karbon rantai panjang yang dapat digunakan sebagai green diesel.
Percobaan dilakukan dengan melakukan preparasi katalis Gamma-Alumina terlebih dahulu menggunakan metode single impregnation yang diawali dengan impregnasi Mo kemudian Ni dalam variasi rasio yang telah ditetapkan. Setelah proses preparasi katalis, dilanjutkan dengan proses sulfidasi untuk meningkatkan keaktifan katalis. Katalis yang telah siap dimasukan kedalam reactor bersama minyak biji kapok. Proses hydrotreating dilakukan pada temperature 310°C dan tekanan 50 bar. Proses dilakukan se]ama 6 jam yang terdiri dari proses hidrogenasi selama 2,5 jam dan proses deoksigenasi selama 3,5 jam. Lalu katalis diregenerasi setelah pemakaian 3 kali. Produk yang dihasilkan kemudian dianalisa secara kualitatif yang meliputi : Fourier Transform Infra Red, Uji Besson dan secara kuantitatif meliputi: Brunauer-Emmett-Teller (BET), konversi, analisa karbon, penentuan bilangan iodium, pengukuran viskositas, pengukuran densitas dan CO₂ trap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa katalis yang memberikan yield tertinggi adalah katalis dengan rasio K:P 0,45 . Sementara katalis yang memberikan nilai konversi tertinggi adalah katalis dengan rasio K:P 0,5 dengan konversi pada pemakaian pertama sebesar 92,62%. Metode regenerasi yang diterapkan sudah baik karena mampu mengembalikan performa katalis hampir seperti pemakaian pertama.