Kajian awal pembuatan Edible Film dari ekstrak pektin daun cincau hijau rambat (Cyclea Barbata L. Miers)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Prasetyo S., Susiana
dc.contributor.author Oei, Anita Carolina
dc.contributor.author Purnomo, Brigitta Adeline Angelica
dc.date.accessioned 2024-04-18T01:28:01Z
dc.date.available 2024-04-18T01:28:01Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp37921
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/17057
dc.description 5240 - FTI en_US
dc.description.abstract Edible film dari bahan alam mulai diminati sebagai pengganti polimer sintetik. Cincau hijau merupakan tanaman asli Indonesia yang mengandung pektin cukup tinggi, sebesar 15,2%-b (basis basah) pada bagian daunnya; hampir menyamai albedo (kulit bagian dalam) jeruk dan albedo pisang yang tercatat sebagai sumber pektin terbesar. Pektin daun cincau hijau berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan baku edible film. Kandungan klorofil daun cincau hijau menambah daya tarik sebagai pewarna alami, antioksidan, dan antimikroba pada bahan pangan. Kandungan klorofil daun cincau hijau memenuhi 21,5 mg/g daun kering, menandingi daun papaya yang tercatat sebagai salah satu sumber klorofil. Edible film dari pektin belum dijumpai di pasaran karena kurangnya sifat mekanik (brittleness dan elongation), penambahan pati dan plasticizer dikaji untuk meningkatkan sifat mekaniknya. Penelitian diawali dengan blanching daun cincau hijau rambat (Cyclea Barbata L. Miers) menggunakan air mendidih selama 1 menit. Ekstraksi pektin dan klorofil daun cincau hijau rambat dilakukan secara konvensional dengan pengontakan secara dispersi di dalam ekstraktor batch 2 L dengan memvariasikan jenis pelarut organik yang diasamkan (air mumi dan aseton 95%-v/v; pH 4,5), dengan rasio massa umpan terhadap pelarut sebesar 1:10 g/mL pada temperatur ekstraksi 25°C. Respon yang diamati berupa rendemen ekstrak (IPP A, 2002), kadar pektin (IPP A, 2002), kadar klorofil (metode Amon) dan kadar air (IPP A, 2002). Pembuatan edible film dioptimasi menggunakan rancangan percobaan Response Surface Methods - Hybrid Design; dengan memvariasikan konsentrasi pati (0 - 20 %-b/b pektin), konsentrasi plasticizer ( 40 - 80 %-bib pektin), dan temperatur operasi (80 - 100°C), serta jenis plasticizer berupa gliserol. Respon yang diamati berupa brittleness dan elongation (texture analyzer), serta laju transmisi uap air (metode Krochta). Pelarut air memberikan rendemen dan kadar pektin tertinggi sebesar 11,9%-b/b dan 65,9%-b/b, sedangkan kadar klorofil terbesar diperoleh menggunakan pelarut aseton sebesar 2,79%-b. Kondisi optimum pembuatan edible film dari pektin daun cincau hijau rambat diperoleh menggunakan pati sebesar 5,64%-b/b pektin dan konsentrasi plasticizer sebesar 45,8%-b/b pektin pada temperatur 97°C, menghasilkan edible film dengan brittleness 0,000196 MPa dan elongation 38,46% serta laju transmisi uap air sebesar 3,6x1Q·4 g/cm2.jam. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.subject daun cincau hijau en_US
dc.subject edible film en_US
dc.subject ekstraksi klorofil en_US
dc.subject ekstraksi pektin en_US
dc.subject gliserol en_US
dc.subject sorbitol en_US
dc.title Kajian awal pembuatan Edible Film dari ekstrak pektin daun cincau hijau rambat (Cyclea Barbata L. Miers) en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2015620007
dc.identifier.nim/npm NPM2015620039
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0410087502
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI614#Teknik Kimia


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account