Abstract:
Murahnya harga tiket pesawat udara saat ini hampir menyamai harga tiket kereta api, fenomena tersebut sangatlah menarik. semenjak berdirinya perusahaan penerbangan dengan strategi Low Cost Carrier yang dapat menjual harga tiket lebih murah, kebanyak masyarakat beralih transportasi. ide awal Low Cost Carrier didapatkan dari perusahaan penerbangan Shothwest Airlines. Low Cost Carrier ini adalah salah satu stratei untuk mengefisiensikan biaa dan mengefektifkan seluruh kegiatan operasi sehingga harga tiket pesawat bisa murah. lalu ide ini dituangkan tahun 2000 pada tahun perusahaan AirAsia yang berasal dari maslaysia. AirAsia pun mampu bersaing dnegan strategi low cost carrier ini dan mempu menjadi pilihan bagi konsumen yang ingin berlibur dengan harga murah. fokus penelitiam ini adalah pertama, apa yang melatarbelakangi AirAsia dalam memilih strategi kebijakan bisnis Low Cost Carrier pada pasar penerbangan di Asia khususnya di indonesia? kedua, Bagaimana stratergi AirAsia untuk dapat menjual tiket pesawat dengan harga murah dibandingkan dengan maskapai lain? ketiga, bagaimana pencapaian efektivitas dari strategi yang diususng oelh AirAsia? keempat, bagaimana cara AirAsia dapat mempertahankan posisi sebagai market melalui strategi loe cost carrier, yang pada saat ini juga sudah dilakukan oleh banyak maskapai penerbangan lain?. model penelitian yang digunakan peneliti adalah studi kasus dengan jenis penelitian deskriptif analitis. pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan studi dokumen untuk mendapatkan sekunder data mengenai, teori-teori, data-data terkini seputar masalah yang diteliti dan data perusahaan. teknik analisis yang digunakan adalaah analisis industri, analisis kompetitif 5 kekuatan (Five Forces by Porter), strategi keunggulan bersaing, value chain, business model canvas, balance scorecard, analisis PESTEL, analisis SWOT, analisis matriks IFAS-EFAS. Berdasarkan dari hasil pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti, industri penerbangan di Indonesia mengalami persaingan yang cukup ketat, posisi perusahaan juga berada pada kuadran I, II dan IV yaitu pada posisi bertumbuh dan berkembang dengan strategi yang cocok adalah strategi integrasi dan strategi intensif. Pada evaluasi efektivitas kinerja perusahaan pada Balance Scorecard terhadap 4 perspektif menghasilkan kinerja perusahaan sangatlah baik dan menunjang untuk terus maju dan berkompetisi di dalam industri penerbangan di masa yang akan datang.