Abstract:
Desain bangunan masjid harus dapat mengoptimalkan kenyamanan termal untuk menunjang aktivitas di dalam ruang masjid. Terlebih lagi bila bangunan tersebut berada di iklim tropis yang memiliki ciri-ciri suhu udara tinggi, radiasi matahari tinggi, kelembapan tinggi, dan pergerakan udara yang relatif rendah. Pergerakan udara yang rendah mengakibatkan ketidaknyamanan termal. Untuk memelihara kenyamanan termal pada ruang, dibutuhkan peningkatan kecepatan pergerakan udara untuk mengurangi kenaikan suhu udara. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah sistem dalam proses pertukaran udara, agar mencapai kenyamanan yang optimal melalui penghawaan alami yang disebut dengan sistem ventilasi. Sistem ventilasi terbagi menjadi dua bagian yaitu elemen luar dan elemen dalam bangunan. Elemen luar terdiri dari bangunan sekitar dan vegetasi, sementara ruang dalam
terdiri dari orientasi, bentuk, dan desain bukaan. Kedua elemen tersebut dapat mempengaruhi pergerakan udara pada bangunan. Masjid Besar Ujung Berung merupakan bangunan yang akan diteliti mengenai kondisi kenyamanan termal dan kondisi pergerakan udaranya. Masjid Besar Ujung Berung telah mengoptimalkan ventilasi udara yang ditinjau dengan banyaknya bukaan udara, namun saat dilakukan
observasi ditemukan bahwa sebagian bukaan udara tersebut dalam kondisi tertutup. Menurut pengurus masjid, hal tersebut dikarenakan adanya angin besar dari arah timur bangunan dengan kualitas udara yang berdebu. Jenis penelitian adalah deskriptif-evaluatif dengan pendekatan kuantitatif-kualitatif. Penelitian
ini menggambarkan kondisi termal dan pergerakan udara yang ada pada kawasan Masjid Besar Ujung Berung. Penelitian dimulai dengan pengukuran secara langsung terkait kondisi kenyamanan termal pada bangunan. Setelah itu meninjau pergerakan udara berdasarkan kondisi bukaan udara ditutup dan dibuka dengan menggunakan CFD untuk mensimulasikan pergerakan udara. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa sebagian besar kenyamanan termal pada Masjid Besar Ujung Berung masih memenuhi standar kenyamanan. Namun, terdapat beberapa area pada ruang dalam yang tidak memenuhi standar kenyamanan termal. Faktor tersebut diakibatkan oleh minimnya pergerakan udara pada ruang dalam masjid, karena sebagaian besar bukaan udara dalam kondisi ditutup. Sehingga mengakibatkan banyak area pada ruang dalam yang tidak mendapatkan pergerakan udara. Melalui simulasi pergerakan udara ditemukan bahwa kurangnya peran elemen ruang luar yang dapat menkondisikan pergerakan udara menuju bangunan, sehingga udara dan debu dapat masuk ke dalam bangunan. Sementara pada elemen ruang dalam desain bukaan masjid dalam kondisi dibuka sudah cukup
optimal dalam medistribusikan pergerakan udara secara merata yang ditinjau dari tingkat kemerataan udara pada ruang dalam.