Abstract:
Karbon aktif merupakan karbon padat berbentuk butiran kecil dengan daya serap dan luas permukaan yang cukup tinggi berkisar antara 500-2500 m2/g. Karbon aktif umumnya digunakan sebagai adsorben pada sektor industri. Bahan baku karbon aktif yang umum digunakan salah satunya adalah biomassa lignoselulosa. Pada penelitian ini, biomassa lignoselulosa yang digunakan adalah buah bintaro. Buah bintaro (Cerbera Odollam) berpotensi sebagai bahan baku karbon aktif karena memiliki komponen lignoselulosa yang banyak, bahannya melimpah dan masih belum banyak dimanfaatkan karena buahnya beracun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh rasio impregnasi, waktu impregnasi dan jenis activating agent terhadap karbon aktif yang diperoleh. Karbon aktif dari buah bintaro dibuat melalui proses pretreatment, impregnasi dan dilakukan karbonisasi. Penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Pada penelitian pendahuluan dilakukan percobaan dengan variasi rasio impregnasi yaitu massa buah bintaro:massa activating agent pada 1:1, 1:2, 1:3,1:4. Hasil rasio impregnasi optimum dari penelitian pendahuluan digunakan pada penelitian utama yaitu percobaan dengan variasi jenis activating agent berupa K2CO3 dan H3PO4, serta variasi waktu aktivasi pada 12 jam dan 24 jam. Karbon aktif yang diperoleh kemudian dianalisis kapasitas adsorpsinya dengan uji adsorpsi menggunakan larutan methylene blue. Analisis proksimat dilakukan dengan acuan standar SNI untuk mengetahui kualitas karbon aktif. Karbon aktif yang dihasilkan juga dibandingkan dengan karbon aktif komersial serta hasil penelitian sebelumnya. Penelitian pendahuluan menyatakan bahwa rasio impregnasi mempengaruhi kapasitas adsorpsi karbon aktif, dimana semakin besar rasio nya kapasitas adsorpsi semakin baik. Rasio impregnasi optimum didapatkan pada 1:4. Hasil penelitian utama menghasilkan bahwa jenis activating agent dan waktu aktivasi mempengaruhi kapasitas adsorpsi karbon aktif. Activating agent H3PO4 memberikan hasil yang lebih baik dari K2CO3 serta waktu impregnasi yang lebih lama yaitu 24 jam memberikan kapasitas adsorpsi lebih baik dari 12 jam. Analisis proksimat menyatakan karbon aktif yang dihasilkan sudah memenuhi standar SNI. Hasil kapasitas adsorpsi terbaik berada pada penggunaan activating agent H3PO4, waktu impregnasi 24 jam dengan kapasitas adsorpsi karbon aktif 125,93 mg/g. Meskipun H3PO4 memberikan kapasitas adsorpsi yang lebih baik, K2CO3 disarankan untuk penggunaan activating agent karena penggunaannya lebih ramah lingkungan serta lebih aman dengan kapasitas adsorpsi yang baik yaitu 124,03 mg/g.