Complementary Pathways sebagai metode alternatif untuk mengatasi lamanya masa tunggu pengungsi di negara persinggahan

Show simple item record

dc.contributor.advisor Ramon, Adrianus Adityo Vito
dc.contributor.author Prabaswara, Evan
dc.date.accessioned 2023-09-08T01:55:58Z
dc.date.available 2023-09-08T01:55:58Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.other skp43593
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/15889
dc.description 5008 - FH en_US
dc.description.abstract Mengungsi merupakan sebuah hak yang melekat terhadap semua individu di dunia. Ketika seseorang merasa terancam di rumah dan/atau negaranya sendiri, maka mengungsi dapat menjadi sebuah tindakan yang dipilih. Pengungsian ini dapat berujung pada pemukiman kembali ke negara tujuan atau yang sering juga disebut sebagai negara ketiga, atau pemulangan kembali ke negara asal karena masalah yang mendorong mereka untuk mengungsi telah terselesaikan. Oleh karena itu, penting bagi sistem migrasi reguler untuk dirancang agar pengungsi dapat dipenuhi kebutuhannya semasa pengungsian. Namun, nyatanya sampai pertengahan tahun sendiri 2022 sudah terdapat 32.5 (tiga puluh dua juta lima ratus ribu) yang telah dikategorikan sebagai pengungsi yang dimana hanya 204.500 (dua ratus ribu lima ratus) diantaranya yang telah berhasil dipulangkan kembali ke negara asal atau dimukimkan kembali.1 Tidak sebandingnya kedua jumlah tersebut disebabkan karena ketidakmampuan jalur migrasi reguler untuk mengurus jumlah pengungsi yang besar, yang akhirnya berujung dengan berbagai masalah sosial yang baik dialami pengungsi itu sendiri maupun juga berbagai negara persinggahan yang menampung mereka. Ketidakseimbangan antara permintaan pemukiman kembali dengan pengimplementasian dari pemukiman kembali itu sendiri akhirnya menjadi sebuah masalah dalam jalur migrasi reguler. Complementary pathways kemudian dirancang sebagai respon dari berbagai masalah yang muncul dari ketidakseimbangan tersebut. Dengan berbagai pertimbangan akan skema yang ditawarkan, diakumulasikan dengan masalah sosial yang terus berkembang dalam jalur migrasi reguler, complementary pathways, dilihat dari berbagai pihak yang terkait dalam isu pengungsian, sebagai satu-satunya kebijakan yang solutif, efektif, serta implementatif terhadap angka pemukiman kembali yang rendah. Namun, mengingat kebijakannya yang masih relatif baru, masih dibutuhkan penelitian tentang complementary pathways terkait substansi, manfaat yang diberikan, serta efektivitasnya. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Hukum Fakultas Hukum - UNPAR en_US
dc.title Complementary Pathways sebagai metode alternatif untuk mengatasi lamanya masa tunggu pengungsi di negara persinggahan en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6051801221
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0420058405
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI605#Ilmu Hukum


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account