Abstract:
Industri kreatif menjadi salah satu sektor yang diharapkan dapat menjadi kekuatan baru ekonomi nasional di masa yang akan mendatang. Data menunjukkan bahwa salah satu sektor dalam industri kreatif, yaitu fesyen, merupakan sektor dengan angka kontribusi nomor dua terbesar dalam industri kreatif. Industri fesyen busana muslim menjadi salah satu industri yang berkembang di Kota Bandung, khususnya untuk Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Salah satu lokasi pusat busana muslim di Bandung adalah Balubur Town Square (Baltos). Tingginya pertumbuhan UMK pada sektor fesyen busana muslim membuat pelaku usaha harus memerhatikan segala aspek yang berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Salah satu aspek paling penting dalam keberlangsungan perusahaan adalah supplier relationship management, yaitu suatu bidang kajian yang berfokus kepada hubungan interaktif dua arah antara perusahaan dan pemasoknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pembeli-pemasok menurut segmentasi pemasok (supplier segmentation) pada UMK fesyen busana muslim di kawasan Baltos. Supplier segmentation adalah suatu kegiatan melakukan klasifikasi pemasok berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu untuk mengetahui posisi pemasok di mata perusahaan, menciptakan keunggulan kompetitif, serta mengelola value di dalam perusahaan. Terdapat empat dimensi supplier segmentation menurut Svensson (2004), yaitu transactional, friendly, business partner, dan family. Dimensi transactional mengindikasikan bahwa komitmen yang dibangun antara perusahaan dengan pemasok rendah, sedangkan dimensi friendly menggambarkan pemasok dianggap sebagai mitra perusahaan. Dimensi business partner mengindikasikan perusahaan menilai pemasok sebagai pemimpin pasar, dan dimensi family mengindikasikan perusahaan dan pemasok yang berusaha menumbuhkan komitmen dan hubungan yang dalam di antara kedua belah pihak. Penelitian ini bersifat applied research, yaitu penelitian yang menerapkan teori yang ada pada suatu fenomena yang terjadi, serta menggunakan pendekatan bersifat deskriptif. Populasi di dalam penelitian ini berjumlah 98 pelaku usaha mikro dan kecil, sehingga penulis menetapkan sampel sebanyak 80 buah berdasarkan Table Sample Size for a Given Population Size. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan judgmental sampling dengan menetapkan kriteria utama gerai toko fesyen busana muslim berskala mikro dan kecil yang memiliki pemasok dan terletak di Baltos. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara garis besar hubungan pada segmentasi pemasok pada industri fesyen busana muslim di Baltos pada dimensi family dan business partner tergolong ke dalam kategori tinggi, tetapi pada dimensi transactional dan family tergolong ke dalam kategori sedang. Apabila diuraikan menurut usaha mikro dan kecil, maka usaha kecil memiliki rata-rata hitung dengan nilai yang lebih besar pada keempat dimensi yang ada jika dibandingkan dengan usaha mikro di Baltos, tetapi keduanya berada pada kategori yang sama untuk keempat dimensi yang ada, yaitu transactional (sedang), friendly (tinggi), business partner (tinggi), danfamily (tinggi). Untuk meningkatkan kualitas relasi pelaku usaha UMK di Baltos dengan pemasok masing-masing, maka pelaku usaha perlu mengurangi dan menghindari aspek dalam dimensi transactional serta meningkatkan aspek pada dimensi lain, terutama dimensi family. Secara khusus, bagi pelaku usaha mikro disarankan untuk melakukan perbaikan aspek-aspek yang ada pada dimensifriendly, business partner, dan family.