Pembuatan kristal garam dendritik dengan rekristalisasi garam kerosok

Show simple item record

dc.contributor.advisor Witono, Maria Theresia Judy Retti Bhawaningrum
dc.contributor.advisor Santoso, Herry
dc.contributor.author Tiensun, Anthony
dc.date.accessioned 2023-06-26T02:32:53Z
dc.date.available 2023-06-26T02:32:53Z
dc.date.issued 2022
dc.identifier.other skp42578
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/15281
dc.description 6057 - FTI en_US
dc.description.abstract Produksi garam di Indonesia yang mayoritas menggunakan metode penguapan matahari menghasilkan produk garam kerosok. Jenis garam ini memiliki kualitas di bawah standar dengan kadar NaCl sebesar 85 % dimana hanya dapat digunakan sebagai garam konsumsi. Keperluan industri terutama industri aneka pangan memerlukan kadar garam dengan kandungan NaCl minimal 95 % dengan karakteristik fisik yang diinginkan seperti memiliki adhesi yang baik pada permukaan makanan dan mampu terlarut dalam air dengan mudah. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan diversifikasi produk berbasis garam untuk memenuhi kebutuhan tersebut dimana produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah garam dendritik. Agar garam dendritik aman dikonsumsi dalam jangka panjang maka diperlukan zat inhibitor pengganti yang mampu menghasilkan kristal garam dendritik dengan karakteristik yang sama dengan produk garam dendritik dengan zat inhibitor ferrosyanide Pembuatan kristal garam dendritik dibagi menjadi dua tahap utama yaitu pemurnian garam kerosok dengan metode hidroekstrasi dan kristalisasi garam menjadi garam dendritik menggunakan zat inhibitor seperti kalium ferrosyanide, amonium ferric citrate, dan CTAB dengan konsentrasi yang divariasi, dan proses kristalisasi menggunakan 2 jenis metode yaitu metode penguapan pada temperatur ruang dan pada temperatur titik didih (102,5 oC). Sampel yang dihasilkan dari proses pembuatan garam dendritik dianalisa kandungan NaCl, pengotor kalsium dan megnesium menggunakan metode titrasi serta logam berat menggunakan XRF. Untuk zat tidak terlarut dan kadar air menggunakan metode grafimetri, serta dilakukan analisa karakteristik fisik garam dilakukan dengan analisa bentuk kristal garam dengan mikroskop optik dan XRD.Selain itu, dilakukan karakterisasi sampel garam dengan uji adhesi garam pada permukaan kripik dan kelarutan menggunakan air murni. Berdasarkan hasil analisa penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa kadar NaCl pada sampel setelah pencucian meningkat menjadi 95,13 % (W/W) basis kering tetapi kandungan logam berat kadmium dan kadar air melebihi standar baku mutu garam industi aneka pangan. Zat inhibitor yang dapat membentuk kristal garam dendritik pada percobaan ini hanya ferrosyanide. Garam dendritik mempunyai karakteristik adhesi pada permukaan makanan serta waktu pelarutan yang lebih baik dibandingkan garam halite. Garam dengan zat inhibitor natrium glukonat memiliki kemampuan adhesi dan waktu pelarutan yang mendekati garam dengan zat inhibitor ferrosyanide dan lebih baik dari garam halite. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.subject Garam Dendritik en_US
dc.subject zat inhibitor en_US
dc.subject temperatur titik didih dan temperatur ruang en_US
dc.subject adhesi en_US
dc.subject kelarutan en_US
dc.title Pembuatan kristal garam dendritik dengan rekristalisasi garam kerosok en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017620012
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0421075402
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0420077201
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI614#Teknik Kimia


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account