Abstract:
Area perkantoran adalah tempat dimana banyak orang bekerja dan beraktivitas di
dalam ruangan tertutup dalam waktu yang relatif cukup lama. Dengan selalu beraktivitas
di dalam ruangan tertutup selama berjam-jam, pengguna kantor perlu melakukan istirahat
dengan cara mencari area yang nyaman dari panas iklim tropis namun tetap merasakan
udara alami. Oleh karena itu, kompleks perkantoran South Quarter menyediakan fasilitas
foodcourt yaitu South Quarter Dome yang dapat digunakan oleh pengguna bangunan saat
melakukan kegiatan istirahat.
South Quarter Dome(SQ Dome) merupakan bangunan berbentuk kubah yang
berada ditengah-tengah 3 bangunan tower kantor SQ, Cilandak, Jakarta Selatan,
Indonesia. Bangunan ini berfungsi sebagai pusat dari tatanan massa kompleks kantor SQ
dalam segi desain, dan juga sebagai area makan atau foodcourt di tempat tersebut.
Bangunan berbentuk kubah ini menggunakan material ETFE sebagai penutupnya
sehingga cahaya matahari masih dapat masuk ke dalam bangunan. SQ Dome dirancang
dengan memaksimalkan bukaan-bukaan pada selubung bangunannya agar adanya
ventilasi alami yang terjadi sehingga tidak membutuhkan penghawaan buatan untuk
ruang dalamnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi kenyaman termal,
mengetahui pengaruh kondisi fisik bangunan dengan bentuk dome dalam pencapaian
kenyamanan termal, dan untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh dalam
pencapaian kenyamanan termal pada bangunan SQ Dome.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental dengan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui kondisi kenyamanan
termal dan juga menemukan solusi dari permasalahan yang ada di bangunan South
Quarter Dome. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data iklim dari data yang
tersedia di daring kemudian dianalisis dan diuji pada software CFD Autodesk 2021.
Hasil simulasi menunjukan bahwa ET rancangan kubah pada bangunan SQ Dome
memperlihatkan kondisi yang nyaman, dengan kondisi temperatur dan kelembaban udara
menunjukkan hasil yang nyaman tetapi distribusi aliran udara masih belum optimal. Oleh
karena itu, perlu adanya solusi desain untuk merespon masalah yang ada pada objek
penelitian.
Solusi yang dapat memperbaiki kualitas aliran udara pada bangunan adalah
dengan mengubah desain bukaan bangunan. Rancangan bukaan bangunan perlu
menerapkan kontrol terhadap bukaan serta memperbesar dimensi bukaan atas agar aliran
udara dapat menjadi lebih optimal.