Abstract:
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang mempunyai banyak keragaman budaya yang
menjadi identitas, ciri khas, dan keunikan pada suatu wilayah tersebut. Pengaruh globalisasi yang
berlebihan berdampak pada karakteristik bangunan yang mengusung kreativitas para perancangnya namun
tidak lagi mengindahkan karakteristik tempat ia dibangun dan menyebabkan terjadinya degradasi nilai
kelokalan Adanya keresahan akan isu tersebut memunculkan beberapa pemikiran untuk menyelesaikan
permasalahan terkait kelokalan dan regionalisme. Maria. I Hidayatun menjelaskan regionalisme dari
perspektif arsitektur nusantara dan menggagas konsep Bhinneka Tunggal Ika sebagai jatidiri arsitektur
nusantara terkait regionalisme arsitektur di Indonesia. Salah satu arsitek fenomenal di Indonesia, Andra
Matin, karakteristik karya-karyanya yang clean, minim ornamen, dan sederhana, mencoba menerapkan
penyikapan iklim tropis di Indonesia dan memiliki intensi ingin menguatkan ikatan dengan akar tradisi
budaya dengan menciptakan karya yang mewakili nilai warisan budaya dalam wawancaranya (Matin,
Andra Matin: Heralding Modernisation and Tradition, 2020), sejak mendirikan bironya pada saat krisis
moneter di Indonesia pada Tahun 1998 hingga saat ini, namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai
hal tersebut.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif
dengan cara mendeskripsikan kondisi eksisting objek studi dan mengidentifikasi konsep dan penerapan
regionalisme pada karya arsitektur Andra Matin. Data objek studi dikumpulkan dengan cara observasi
lapangan dan studi pustaka. Data dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu elemen fisik dan non-fisik
bangunan. Analisis regionalisme digunakan untuk mengidentifikasi konsep dan penerapan regionalisme
pada karya arsitektur Andra Matin serta mengetahui kesesuaian karya arsitektur Andra Matin berdasarkan
teori Kenneth Frampton dan teori regionalisme nusantara oleh Maria. I. Hidayatun melalui komponen dan
elemen bangunan sebagai indikator prinsip regionalisme.
Hasilnya adalah regionalisme pada karya Andra Matin tahun 1999-2017 secara umum perwujudan
bangunannya beberapa mempertimbangkan aspek-aspek regional. Aspek regionalisme tersebut didominasi
dengan menggunakan cara berpikir regionalisme kritis barat dibandingkan menggunakan cara berpikir
regionalisme nusantara. Jatidiri arsitektur Andra Matin yang mencerminkan nilai kesetempatan dan
kesemestaan yang mengindonesia hanya diterapkan secara parsial atau tidak menyeluruh. Hal tersebut
dapat dilihat dari elemen fisik dan non-fisik bangunan yang memiliki kaitannya dengan unsur kelokalan
dan unsur yang universal.