Abstract:
Arsitektur Bali Aga sendiri di cirikan dengan letaknya yang berada dekat dengan
pegunungan. Bali Aga sendiri adalah salah satu suku asli yang mendiami pulau Bali sehingga adat
istiadat sangat mengikuti leluhur, Jauh sebelum era Majapahit. Karena letak geografis dan struktur
sosial masyarakat yang unik membuat Desa Bali Aga memiliki kebudayaan yang menarik. Salah
satu aspek kebudayaan tersebut adalah upacara dan ritual yang berbeda dari Desa Adat Bali pada
umumnya. Desa Adat Tenganan sendiri sebagai Desa Bali Aga memiliki kepercayaan yang unik
karena kepercayaannya memuja Dewa Perang yakni Dewa Indra. Kemudian dari penggunaan ruang
ritual pada Desa Adat Tenganan ini dapat ditarik kesimpulan mengenai konsep ruang arsitektur yang
belum diketahui dari sudut pandang Upacara dan Ritual.
Salah satu upacara yang dapat menjadi parameter pembentuk tataan desa adat Tenganan
adalah upacara Melelawang Selonding. Upacara ini dipilih karena sesuai dengan waktu dan
metodologi penelitian yang diadakan dalam waktu pandemic covid-19. Metode yang digunakan
adalah dengan metode kualitatif, data diperoleh dari observasi langsung dan wawancara terhadap
penghuni desa Adat Tenganan.
Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui konsep ruang arsitektur desa Adat Tenganan dari
sudut pandang ritual, khususnya ritual Melelawang Selonding. Dari ritual ini akan dikaji juga
kaitannya dengan faktor kepercayaan dan struktur sosial yang memang sangat kuat di Desa Adat
Tenganan ini.
Diperoleh kesimpulan bahwa dari penggunaan ruang ritual Melelawang Selonding ini
menjelaskan bahwa hierarki ruang pada Desa Adat Tenganan sudah berubah, karena meskipun
tataannya menerapkan ulun-teben kuno, namun hierarki ruang tertinggi justru berada di Banjar
Kauh. Hal ini dikarenakan tingginya frekuensi ritual yang dilaksanakan di tempat tersebut
dibandingkan dengan banjar lainnya. Selain itu dari tahapan ritual yang dilaksanakan oleh pemuda
dan pemudi dapat terlihat juga bahwa desa ini memiliki konsep klan yang sangat kuat, dimana ruang
ritual yang digunakan ternyata terdapat beberapa rumah hunian berdekatan yang ternyata berasal
dari satu keluarga besar. Terakhir dari ritual ini juga kita dapat melihat perbedaan penggunaan ruang
dari kasta-kasta yang tinggal di Desa ini.