Abstract:
Dewasa ini, pemanasan global dan perubahan iklim menjadi isu utama yang menjadi
perhatian banyak pihak. Arsitektur memiliki peran yang penting, khususnya dalam pemilihan dan
penerapan material yang berkelanjutan untuk menjaga kelestarian alam. Salah satu material ekologis
dan berkelanjutan yang sejak dahulu digemari adalah material kayu. Sayangnya, seringkali material
kayu digunakan dengan tidak meninjau aspek keberlanjutan. Pada penelitian ini, objek studi yang
dipilih adalah Microlibrary Warak Kayu. Microlibrary Warak Kayu adalah bangunan yang
menggunakan kayu sebagai material utama bangunan. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif-kuantitatif yang akan membandingkan teori konsep keberlanjutan material terkait siklus
hidup material bangunan dari data objek yang didapat.
Analisis terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan tahapan dari siklus hidup material
bangunan, yaitu tahap perencanaan, tahap konstruksi, dan yang terakhir adalah tahap perawatan dan
daur ulang material. Analisis tahap perencanaan memperhatikan pemilihan struktur, pemilihan
material, dan upaya menjaga keawetan kayu. Tahap konstruksi dilakukanya analisis dengan
memperhatikan pemilihan jenis sambungan dan konstruksi prefabrikasi bangunan. Analisis tahap
perawatan dan daur ulang material memperhatikan sistem perawatan dan sistem daur ulang material
kayu.
Microlibrary Warak Kayu sudah tepat dalam pemilihan jenis material, pemilihan struktur
utama, dan upaya menjaga keawetan kayu, sehingga penerapan material kayu pada bangunan tahap
perencanaan sudah cukup sesuai dengan konsep keberlanjutan material. Akan tetapi, tahap
konstruksi pada bangunan ini harus diperhatikan kembali. Konstruksi fasad yang cukup rumit dapat
berpotensi merusak material kayu. Hal tersebut memunculkan kebutuhan akan usaha yang lebih
pada proses prefabrikasi di pabrik untuk memastikan ketepatan konstruksi bangunan. Selain itu,
karena kerumitan konstruksi tersebut, perlunya dilakukan pengecekan berkala sekaligus juga untuk
merawat material kayu. Dengan penggunaan sambungan baut, memungkinkan material kayu mudah
dibongkar / knock down jika harus melakukan restorasi, renovasi, atau rehabilitasi. Selain itu,
dengan sambungan baut dapat memudahkan material kayu dalam proses daur ulang kembali
material.