Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi atas fenomena bangunan hunian di wilayah Kota Semarang
yang menerapkan strategi ventilasi secara alamiah siang hari (daytime ventilation) akan menyimpan
panas dari paparan sinar matahari secara terus menerus yang masuk ke dalam bangunan. Panas pada
bangunan yang disimpan saat siang hari akan dikeluarkan pada malam hari dikarenakan adanya
perpindahan kalor yang menyebabkan kenyamanan termal ruang dalam akan lebih panas dari suhu
udara di luar bangunan. Bangunan-bangunan di Indonesia memiliki jam operasional hingga malam
hari, dengan adanya perpindahan kalor pada malam hari akan menyebabkan ketidaknyamanan
termal bagi pengguna bangunan.
Bangunan hunian di Semarang terutama pada daerah perumahan, sebagian besar
menggunakan material beton dan batu bata, material beton dan batu bata memiliki massa termal
yang cukup tinggi, sehingga dapat menyerap dan menyimpan panas dengan baik. Hal ini menjadikan
bangunan hunian di Indonesia berpotensi untuk menerapkan system night ventilation untuk
menurunkan suhu panas pada ruang dalam bangunan. Penelitian ini menggunakan objek studi kasus
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan dengan cara mensimulasi bangunan pada saat
menerapkan night ventilation, untuk mengetahui data-data, seperti kelembaban, dan suhu ruangan.
Kemudian data tersebut dibandingkan dengan simulasi bangunan yang sama pada saat bangunan
menerapkan ventilasi alami yang lain. Analisis dilakukan dengan membandingkan data yang sudah
diperoleh dari masing-masing orientasi dan jenis ventilasi alami pada saat simulasi. Dari data
tersebut akan dilihat seberapa efisien night ventilation dalam mendinginkan bangunan, dengan
membandingkan data suhu operatif yang merupakan rata-rata dari suhu radiasi matahari dan suhu
udara, dibandingkan yang dapat menurunkan suhu lebih besar dari masing-masing bukaan dan
orientasi bukaan.
Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan tentang
salah satu strategi pendinginan bangunan di Indonesia yang beriklim tropis lembab, serta menambah
pengetahuan tentang night ventilation dari segi efektivitas dalam pengaruhnya terhadap kenyamanan
termal bangunan fungsi hunian yang beriklim tropis lembab. Penelitian ini digunakan untuk
menjawab dua masalah pokok yaitu bagaimana efektifitas night ventilation pada kenyamanan termal
ruang dalam bangunan fungsi hunian di Semarang yang beriklim tropis lembab dan mencari faktorfaktor
yang mempengaruhi berjalan atau tidaknya night ventilation pada bangunan fungsi hunian di
Semarang yang beriklim tropis lembab. Hasil kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa
penerapan night ventilation dapat bekerja efektif menurunkan suhu sebesar 6,09% pada saat musim
kemarau berlangsung.