Abstract:
Metode desain Generative Process merupakan metode perancangan arsitektur yang berfokus
pada proses terjadinya bentuk, melalui metode ini diharapkan bentukan akhir yang dihasilkan
merupakan bentuk yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Di Indonesia, metode desain
Generative Process masih belum dikenal luas, atau dapat dikatakan masih terabaikan oleh arsitek
dalam negeri. Kurangnya minat arsitek Indonesia terhadap metode baru ini dapat menjadi salah satu
penyebabnya. Hanya sedikit arsitek Indonesia yang berhasil mengadopsi metode desain tersebut
dalam karya-karya mereka, salah satu arsitek tersebut adalah Budi Pradono, dengan biro arsiteknya
Budi Pradono Architect (BPA). Selama berkarya, Budi Pradono beserta BPA, telah meraih
penghargaan dari taraf nasional maupun internasional. Melalui pedekatan Generative Process yang
beliau lakukan, tak heran bila setiap karyanya menghasilkan bentuk yang sangat unik dan memiliki
karakter yang kuat.
Sebagai respon dari hal tersebut, tulisan ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman metode
desain Generative Process pada Rumah Kindah Office, sebagai salah satu bangunan arsitektur di
Indonesia yang mengaplikasikan metode tersebut dalam proses perancangannya.
Metode penelitian yang digunakan merupakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dengan cara mendeskripsikan keadaan eksisting Rumah Kindah Office dan
membandingkannya dengan penjabaran lima sub-metode Generative Process. Lima sub-metode
yang dijabarkan antara lain: superposition dan scaling, morphing, datascape, diagram, serta
parametric design.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa Rumah Kindah Office menerapkan tiga sub-metode
desain Generative Process pada tahap perancangannya, yaitu superposition dan scaling, morphing,
serta diagram. Pada tahap perancangannya, ditemukan bahwa tiga sub-metode tersebut digunakan
secara bersamaan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Sub-metode morphing
dan diagram menjadi metode yang paling dominan dalam proses perancangan.