Abstract:
Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting dalam perancangan bangunan,
salah satunya adalah bangunan hunian. Pencahayaan alami yang kian diaplikasikan ke
dalam perancangan bangunan akibat munculnya isu pemanasan global perlu diperhatikan
dan dipertimbangkan dalam pengaplikasiannya. Aplikasi pencahayaan alami harus melihat
fungsi dan aktivitas tertentu yang terjadi dalam bangunan.
Rumah Miring Jakarta karya Budi Pradono memiliki desain yang unik dalam
konteksnya sebagai bangunan dengan bangunan fungsi hunian sewa. Bangunan hunian
yang berada di daerah tropis pada umumnya menggunakan material yang menurunkan suhu
bangunan karena melimpahnya cahaya matahari yang menyebabkan panas atau silau.
Namun, Rumah Miring Jakarta menggunakan material kaca dan baja sebagai pelingkup
bangunannya. Selain itu, dimensi bukaan cukup besar sehingga cahaya alami yang masuk
ke dalam ruangan berpotensi menciptakan beberapa dampak pada kenyamanan visual
pengguna bangunan, seperti silau pada ruangan. Tujuan dari penelitian ini adalah memberi
pemahaman akan peran dari penataan tapak, desain bukaan dan perancangan ruang dalam
terhadap kinerja pencahayaan alami dalam mengupayakan kenyamanan visual pengguna
Rumah Miring yang mencakup kuantitas dan kualitas pencahayaan alami berdasarkan
standar-standar yang ditetapkan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari
upaya-upaya untuk meningkatkan kenyamanan visual pengguna bangunan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif-evaluatif
dengan pendekatan kuantitatif melalui simulasi yang menggunakan aplikasi Lightstanza.
Simulasi dilakukan untuk mendapatkan data kondisi pencahayaan alami, khususnya data
tingkat iluminasi cahaya dan silau selama satu tahun yang dilakukan pada objek penelitian
dan analisis pencahayaan alami pada objek penelitian berdasarkan kajian teori yang terkait.
Dari hasil analisis, didapatkan kesimpulan bahwa tingkat iluminasi dan silau pada Rumah
Miring belum memenuhi standar yang ditentukan dimana digunakan metriks Annual
Sunlight Exposure dan Spatial Daylight Autonomy. Selain itu, penataan tapak memiliki
pengaruh paling besar terhadap tingkat silau dan tingkat iluminasi yang terjadi dalam
bangunan. Desain bukaan cahaya juga memiliki kontribusi terhadap tingkat iluminasi
cahaya dan silau pada ruang. Perancangan ruang dalam yang mencakup bidang pantul
dalam ruang tidak begitu memberikan pengaruh yang signifikan akibat dimensi bukaan
cahaya yang besar pada Rumah Miring dimana cahaya matahari masuk ke dalam bangunan
tanpa halangan.