Pengejawantahan simbolisasi pada bangunan pusat YBTCI di PIK, Jakarta Utara berdasarkan kajian semiotika

Show simple item record

dc.contributor.advisor Aly, Charles Sudianto
dc.contributor.author Griselda, Aloysia
dc.date.accessioned 2023-01-13T03:32:31Z
dc.date.available 2023-01-13T03:32:31Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other skp41243
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/14145
dc.description 6309 - FTA en_US
dc.description.abstract Arsitektur merupakan salah satu sarana dalam menyampaikan konsep dan pesan pemikiran ke dalam wujud fisik bangunan. Arsitektur memberi pemaknaan pada bentuk untuk mengekspresikan fungsi, sehingga arsitektur sarat akan tanda dan makna. Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari simbol dan tanda. Semiotika dalam Arsitektur merupakan metode untuk membaca makna yang disiratkan dalam arsitektur. Makna tersebut tersirat sebagai simbolisasi pada elemen “bahasa” arsitektur. Arsitektur Buddha adalah arsitektur yang memiliki banyak tanda dan makna terselubung, menyesuaikan ajaran Buddha yang menggunakan berbagai simbol dalam pemaknaan ajarannya. Pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia (YBTCI) di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara merupakan bangunan pusat Yayasan Buddha dengan karakteristik Arsitektur Buddha. Tampilan arsitektur yang khas dan memiliki ciri tersendiri yang membedakan bangunan Pusat YBTCI diyakini memiliki pengaruh akibat makna ajaran Buddha Tzu Chi yang mendasari konsep perancangan bangunan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan melakukan observasi lapangan untuk memperoleh data fisik dan non-fisik dari Pusat YBTCI. Pembahasan dilakukan dengan membagi elemen bangunan ke dalam dua kelompok utama, yaitu elemen massa (terdiri atas ekspresi tata massa dan bentuk, serta ornamentasi) dan elemen ruang (eksterior dan interior), yang masing-masing dilengkapi dengan elemen permukaan (material dan warna), menyesuaikan tiga elemen “bahasa” arsitektur. Setelah itu, masing-masing elemen dianalisa pengejawantahan simbolisasi makna ajarannya dengan teori Semiotika Arsitektur sebagai alat analisis. ‘penanda’ elemen dikaitkan dan diejawantahkan dengan teori Arsitektur Buddha, sementara ‘petanda’ elemen dikaitkan dan diejawantahkan dengan simbolisasi Ajaran Buddha (umum dan Tzu Chi). Hasil analisis menunjukkan bahwa tujuh dari sebelas elemen ‘massa’, yaitu (1) ragam tata massa, (2) konfigurasi tata massa, (3) bentuk atap, (4) bentuk dinding pelingkup, (5) bentuk bukaan, (6) ornamentasi bunga teratai, dan (7) ornamentasi delapan daun bodhi simbolisasinya dapat diejawantahkan secara lengkap dalam bentuk ikon, indeks, maupun simbol ; sedangkan empat elemen sisanya, yaitu (1) bentuk kolom, (2) bentuk bidang lantai, (3) ornamentasi malaikat Tzu Chi, dan (4) ornamentasi relief perjalanan tidak dapat diejawantahkan secara tuntas atau tidak dapat diejawantahkan sama sekali simbolisasinya dalam bentuk ikon, indeks, maupun simbol. Sementara itu, Tujuh dari tujuh elemen ‘ruang’, yaitu (1) ruang luar terbuka, (2) Ci Bei Da Ting, (3) Xi She Da Ting, (4) Fu Hui Ting, (5) Jing Si Ta Ting, (6) Gui Ji Hui Yi Ting, dan (7) Jiang Jing Tang seluruhnya tidak dapat diejawantahkan simbolisasinya secara tuntas dalam bentuk ikon, indeks, maupun simbol. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject simbolisasi en_US
dc.subject Pusat YBTCI en_US
dc.subject elemen “bahasa” arsitektur en_US
dc.subject semiotika en_US
dc.title Pengejawantahan simbolisasi pada bangunan pusat YBTCI di PIK, Jakarta Utara berdasarkan kajian semiotika en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017420099
dc.identifier.nidn/nidk NIDK8857999920
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account