Adopsi dan adaptasi arsitektur lokal dan non lokal pada Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya

Show simple item record

dc.contributor.advisor Fauzy, Bachtiar
dc.contributor.author Liandany, Maria Veliana
dc.date.accessioned 2023-01-13T02:17:52Z
dc.date.available 2023-01-13T02:17:52Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other skp41262
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/14142
dc.description 6327 - FTA en_US
dc.description.abstract Dalam bidang arsitektur, akulturasi budaya lokal dan budaya pendatang tercermin dalam wujud bangunannya. Masuknya budaya modern asing sebagai dampak globalisasi dalam bidang arsitektur membuat teknologi material dan konstruksi bangunan berkembang pesat sehingga memberikan pengaruh besar terhadap perencanaan dan perancangan arsitektur pada zaman ini. Banyaknya pilihan material bangunan dan teknik konstruksi bangunan yang mudah, melahirkan bentuk arsitektur yang lebih variatif, salah satunya adalah variasi bentuk masjid di Indonesia. Di tengah banyaknya bermunculan masjid-masjid baru dengan bentuk beraneka ragam, yang cenderung terus berkembang mengikuti zaman, hadir Masjid Agung Sunan Ampel dengan ekspresi bentuk lokal dan non lokal pada wujud arsitekturnya. Wujud arsitektur Masjid Agung Sunan Ampel yang dibangun pada zaman Kerajaan Majapahit ini masih bertahan hingga sekarang dan bahkan menjadi acuan dari bentuk-bentuk masjid di Indonesia karena berhasil selalu diterima oleh masyarakat, khususnya umat muslim. Proses akulturasi arsitektur pada masjid ini akan diteliti lebih lanjut dengan memfokuskan pada aspek-aspek yang membentuk adopsi dan adaptasi arsitektur lokal dan non lokal pada Masjid Agung Sunan Ampel dan bagaimana wujudnya, dilihat dari segi bentuk, tatanan ruang, elemen, dan ornamennya yang mempengaruhi makna dan fungsinya sebagai rumah ibadat umat muslim. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek dan wujud adopsi dan adaptasi arsitektur lokal dan non lokal pada Masjid Agung Sunan Ampel, serta dominasi wujud adopsi dan adaptasinya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan data yang diperoleh dari studi literatur dan pengamatan langsung ke lapangan yang kemudian digambarkan ulang dalam bentuk 2D dan model 3D. Diperoleh kesimpulan bahwa Masjid Agung Sunan Ampel merupakan hasil dari akulturasi arsitektur yang mengadaptasi bentuk-bentuk lokal, yaitu arsitektur Jawa, dan mengadopsi bentuk arsitektur non lokal, yaitu arsitektur Hindu dan Kolonial. Bentuk percampuran arsitektur lokal dan non lokal itu juga saling bersinergi pada arsitektur masjid ini. Aspek yang membentuk proses adopsi dan adaptasi arsitektur lokal dan non lokal pada masjid ini meliputi aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik terlihat pada wujud massa bangunan, bentuk ruang dan tatanannya, elemen pelingkup bangunan, elemen dan ornamennya. Aspek non fisik yang berkaitan dengan fungsinya terlihat pada orientasi ruang dan massanya. Dominasi wujud adopsi dan adaptasi yang terjadi pada Masjid Agung Sunan Ampel ini adalah adaptasi dari arsitektur lokal Jawa dalam wujud arsitektur dan aspek-aspeknya. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject akulturasi en_US
dc.subject adaptasi en_US
dc.subject adopsi en_US
dc.subject Masjid Agung Sunan Ampel en_US
dc.title Adopsi dan adaptasi arsitektur lokal dan non lokal pada Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017420084
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0425096001
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account