Abstract:
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan
diikuti ketersediaan lahan permukiman di perkotaan yang semakin menipis dan harga
tanah yang semakin melambung. Kondisi ini memunculkan kebutuhan mendesak untuk
mendalami bagaimana cara manusia dapat hidup dalam hunian dengan lahan yang
terbatas, namun tetap nyaman dipergunakan untuk mewadahi aktivitas. Menanggapi hal
ini, muncul opsi hunian vertikal seperti apartemen yang mulai dipilih oleh masyarakat,
namun tidak sedikit pula masyarakat yang masih memilih opsi rumah sebagai tempat
tinggal. Minat masyarakat untuk tinggal di apartemen berkurang, banyak dari mereka
yang lebih memilih rumah sebagai hunian dikarenakan perkara hak milik. Beberapa tahun
terakhir, popularitas compact house di Indonesia tidak terlepas dari meningkatnya
kebutuhan akan properti. Hunian Linaya Community Living Tangerang merupakan salah
satu hunian di Indonesia yang menawarkan konsep kompak, yang mana meskipun berdiri
di atas lahan yang terbatas, desain rumah ini dapat mengakomodasi kebutuhan sehari-hari
pemilik rumah pada umumnya. Proyek residensial pertama Delution Land ini meraih
penghargaan internasional untuk kategori small architecture di ajang Architecture Master
Prize 2020 yang diselenggarakan oleh Farmani Group yang mana berbasis di Los
Angeles, Amerika Serikat. Fenomena hunian Linaya Community Living meraih
penghargaan untuk kategori small architecture yang merepresentasikan desain kompak,
menjadi konsep hunian Linaya menarik untuk diteliti. Penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui penerapan konsep kompak pada hunian Linaya Community Living
Tangerang dari segi desain.
Penelitian menggunakan metode evaluatif dengan pendekatan kualitatif-deskriptif
untuk mengkaji objek yang ditinjau dari berbagai literatur, wawancara dengan pihak
terkait, dan melalui observasi. Data terkait desain bangunan dianalisis dalam lima bagian,
yaitu ergonomi, penataan ruang, material dan warna, pencahayaan dan penghawaan, serta
elemen interior yang menjadi poin pembahasan penelitian. Analisis dikaitkan dengan
teori terkait prinsip dan strategi compact house yang ditunjang dengan teori terkait
ergonomi untuk mencari tahu upaya Linaya Community Living mewujudkan konsep
kompak dalam desain bangunannya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hunian Linaya fasad Naya tipe original dan
tipe the big family telah memenuhi semua prinsip hunian kompak menurut Gerald Rowan.
Konsep kompak sangat terkait dengan desain interior terutama dalam hal ergonomi dan
perlengkapannya, seperti halnya furnitur dan elemen interior lain dalam perwujudannya.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa semakin banyaknya
fungsi pada suatu bangunan dengan luasan tertentu membuat luas dari masing-masing
ruang menjadi lebih terbatas, namun hal terpenting yang perlu diingat, compact house
dapat memiliki ruang dengan luas seberapapun asalkan memenuhi kriteria ergonomi
sehingga nyaman untuk digunakan.