Abstract:
Soekarno dikenal sebagai seseorang yang merepresentasikan Indonesia dari ketokohannya,
dilihat dari perjuangannya memerdekakan Indonesia sampai dengan kepemimpinan sebagai
presiden. Selain dikenal sebagai sosok proklamator dan presiden, Soekarno juga dikenal sebagai
seorang arsitek bangsa. Ruang lingkup ketokohan Soekarno sangatlah luas dengan wadah arsitektur
sebagai salah satu wadah untuk penyampaiannya. Hal tersebut tercermin dari kesinambungan antara
visi-misi dan penyampaiannya melalui karya arsitektur, agar dapat menjangkau pada khalayak
masyarakat Indonesia. Hal tersebut secara tidak langsung memperluas arti dari arsitektur sendiri.
Umumnya arsitektur hanyalah sebatas sosok fisik yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu.
Arsitektur juga dapat menjadi sebuah cerminan tatanan hidup masyarakat dan bernegara.
Representasi Soekarno sebagai arsitek tidak muncul secara tiba-tiba, namun pemikiran
tersebut telah berjalan semasa hidup Soekarno dalam menemukan jati diri Indonesia dalam bidang
politik serta representasinya dalam karya arsitektural. Gagasan Trisakti sendiri merupakan
representasi utama dari pemikiran Soekarno. Pemikiran tersebut sejalan dengan paham
poskolonialisme untuk menghilangkan citra Indonesia sebagai bangsa terjajah dengan menunjukkan
identitas Indonesia sendiri. Gagasan tersebut dapat disebut sebagai identitas bangsa Indonesia yang
memiliki optimisme yang tinggi dan berisi tentang kepercayaan diri tentang Indonesia yang telah
menjadi negara merdeka dan berdiri di kaki sendiri dalam bidang politik, ekonomi, serta kebudayaan
bernegara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek simbolik yang mencerminkan
Gagasan Trisakti pada tata ruang kota, arsitektur, serta ornamen objek studi penelitian. Selain itu,
penelitian ini bermanfaat untuk membuktikan bahwa arsitektur juga dapat digunakan sebagai
metode dalam penyampaian pesan dan memiliki makna yang simbolik. Metode yang digunakan
pada penelitian ini dilakukan dengan cara kualitatif dengan metode deskripsi. Data yang
dikumpulkan merupakan data kualitatif yang diolah dengan dengan cara membandingkan literatur
dan teori yang merepresentasikan sejarah pemikiran Soekarno serta data gambar yang relevan pada
objek studi objek studi yang ada. Dengan metode ini, diharapkan tercapai kesesuaian data dan
literatur yang telah ada.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa Gagasan Trisakti tersampaikan
oleh Soekarno pada berbagai ruang lingkup perencanaan karya arsitektur, mulai dari tata ruang kota
hingga sosok arsitekturnya itu sendiri. Selain itu, ornamen yang terikat pada tiap skala objek
penelitian dapat memperkuat penyampaian Gagasan Trisakti itu sendiri. Hal tersebut turut
mencerminkan bahwa arsitektur tersebut adalah sebuah kesatuan, baik dari perbedaan skala objek
maupun konteks yang mendasarinya. Kesimpulan tersebut semakin mempertegas definisi arsitektur
sebagai lingkungan binaan manusia.