Abstract:
Perkembangan infrastruktur kota Jakarta menjadi salah satu fokus pemerintah terhadap
Ibukota negara. Rencana ini terus dijalankan akibat dari isu pertumbuhan penduduk Indonesia yaitu
tingkat pertumbuhan mobilitas kendaraan yang tidak diimbangi oleh pembangunan infrastruktur
jalan. Oleh karena banyaknya sistem jaringan jalan yang diperlukan oleh sebuah kota, maraknya
pembangunan infrastruktur jalan di atas tanah (elevated structures) telah mengakibatkan tidak
terkendalinya penataan ruang kota. Hal ini disebabkan oleh Rencana Tata Ruang (RTR) Kota yang
semula tidak disesuaikan dengan infrastruktur yang lengkap, kini harus terpaksa dapat
mengakomodasi keberadaan jaringan jalan tersebut. Dari isu ini, eksistensi jaringan jalan layang
maupun jalan tol dalam kota kemudian menimbulkan sebuah fenomena baru yaitu timbulnya ruang
mati yang terletak di bawah jalan tersebut. Proses terbentuknya ruang disebabkan oleh adanya
kombinasi elemen pembentuk ruang yang berasal dari jaringan struktur jalan diatasnya. Ruang mati
yang timbul memberikan peluang bagi masyarakat hingga pemerintah untuk membentuk sebuah
fungsi publik yang baru, hal ini yang menjadi salah satu fokus pemerintah untuk menghindari
terjadinya slum area di bawah jalan layang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai basis dari penelitian serta analisa studi
kasus Pasar Asemka. Hal ini dikarenakan objek studi yang berupa fenomena ruang terbuka di jalan
layang bukan terfokus pada angka namun terhadap sebuah kajian fenomena artikulasi ruang serta
pola inhabitasi yang diakibatkannya. Melalui penelitian kualitatif, penjelasan terhadap fenomena
dapat tersalurkan dan memberikan makna fenomena serta solusi yang sesuai. Pengumpulan data
secara kualitatif kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif atau naratif yang bersifat kontekstual
dengan objek penelitian. Walaupun pemilihan metode kualitatif tidak berfokus pada data dengan
tinjauan angka, pelaksanaan penelitian bersifat kualitatif mengangkat sebuah fenomena secara
holistik dengan semua faktor pendukung. Proses pengumpulan data pada penelitian ini akan
dilakukan melalui studi pustaka serta observasi lapangan. Namun sebelum penelitian dimulai,
observasi didahului dengan studi pemetaan terhadap eksistensi ruang di bawah jalan layang yang
hingga saat ini aktif digunakan sebagai ruang publik di kawasan Jakarta.
Hasil dari penelitian ini adalah artikulasi ruang publik terbentuk dari komponen infrastruktur
jalan layang. Dengan skala dan proporsi ruang yang bervariasi akibat dari elevasi ruas jalan maka
penggunaan inhabitasi ruang akan menghasilkan pola penggunaan ruang yang berbeda berdasarkan
kebutuhan aktivitas ruang. Tatanan ruang publik yang tercipta dari kombinasi enclosure ruang akan
membentuk zona teritori ruang secara makro, meso, dan mikro. Zona teritori tersebut memicu
terjadinya klaim teritori ruang yang direalisasikan melalui hierarki ruang sesuai dengan kebutuhan
masing-masing fungsi. Pola inhabitasi ruang publik yang tercipta akibat klaim teritori tersebut dapat
terlihat secara deterministic, grassroot, dengan kajian variasi fungsi ruang publik akan ikut
menyesuaikan dengan artikulasi ruang secara permanen maupun temporer.