Abstract:
Dalam suatu bangunan, kenyamanan termal merupakan salah satu aspek yang diperhatikan dalam
proses perancangan bangunan. Kenyamanan termal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
salah satunya adalah angin. Kecepatan angin menjadi salah satu faktor terjadinya pertukaran udara
dalam bangunan dan pertukaran udara tersebut akan terjadi apabila terdapat bukaan pada suatu
bangunan. Bukaan atau ventilasi alami yang baik pada bangunan guna menciptakan pertukaran
udara yang memenuhi standar sebaiknya memiliki ukuran sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas
lantai bangunan (Sudiarta, 2018). Gereja merupakan salah satu bangunan yang harus diperhatikan
pergerakan dan pertukaran udara dalam bangunan dikarenakan aktivitas yang berdiam di satu tempat
untuk jangka waktu lama. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengoptimalkan bukaan dari
bangunan GKI Maulana Yusuf Bandung guna meningkatkan pergerakan udara yang efektif dan
sesuai kebutuhan sehingga mampu mengembalikan kondisi awal perancangan yang tidak
menggunakan AC. Berdasarkan data yang ada, ruang kebaktian umum GKI Maulana Yusuf
Bandung ini hampir tidak adanya angin yang masuk meskipun bangunan ini menggunakan bukaan
atau ventilasi alami.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, kuantitatif, dan eksperimen.
Pengambilan data yang dibutuhkan dilakukan sebanyak 2 kali pada hari Minggu selama 2 jam
dengan mengikuti waktu kebaktian yaitu pk. 07.30, pk. 10.00, dan pk. 15.30. Pendekatan kuantitatif
tersebut menjelaskan rata-rata suhu, kelembapan, dan kecepatan angin pada ruang kebaktian umum
GKI Maulana Yusuf Bandung. Kemudian berdasarkan data yang didapat dilakukan eksperimen
berkaitan dengan bukaan dan disimulasikan untuk mendapatkan pergerakan udara yang terjadi pada
objek serta membentuk alternatif desain yang optimal dan efektif sesuai kebutuhan ruang.
Setelah melalui proses analisis, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pergerakan
udara pada ruang kebaktian umum GKI Maulana Yusuf yang memenuhi standar sulit untuk dicapai
dikarenakan faktor lingkungan dengan kecepatan angin dari luar bangunan yang cenderung kecil
dan bangunan yang memanjang sehingga sulit memasukkan angin ke dalam bangunan. Oleh karena
itu disarankan untuk melakukan redesign untuk mengoptimalkan pergerakan udara dalam bangunan.