Abstract:
Besi nanopartikel merupakan salah satu adsorben nanopartikel yang banyak
dikembangkan karena keunggulannya, antara lain memiliki luas permukaan yang besar dan
biocompatible pada tubuh manusia. Selain itu juga memiliki afinitas yang tinggi terhadap
protein sehingga dapat diaplikasikan untuk adsorpsi protein sebagai salah satu alternatif
pengembangannya. Namun; besi nanopartikel cenderung tidak stabil, sehingga dapat dilakukan
suatu modifikasi pada permukaannya agar kapasitas adsorpsi protein dapat ditingkatkan.
Kapasitas adsorpsi protein tidak hanya dipengaruhi oleh sifat permukaan besi nanopartikel,
tetapi juga oleh pH. Pada penelitian ini dilakukan penentuan kapasitas adsorpsi, pH optimum,
model isoterm serta data termodinamika pada proses adsorpsi Bovine Serum Albumin (BSA)
dengan dan tanpa modifikasi permukaan besi nanopartikel Fe3O4 menggunakan asam tannin.
Modifikasi besi Fe3O4 dilakukan dengan mencampurkan Fe3O4 dengan asam tanin
pada kondisi atmosfer N2 selama 2 jam pada temperatur 40 °C. Besi nanopartikel yang telah
dimodifikasi digunakan sebagai adsorbent, kinerjanya dibandingkan dengan besi tanpa
modifikasi. Pengaruh pH terhadap kapasitas adsorpsi BSA ditentukan dengan menvariasikan
pH dari 3,6 – 5,6 menggunakan larutan buffer asetat 0,1 M; pH terbaik yang didapatkan,
digunakan sebagai kondisi percobaan selanjutnya. Studi isoterm adsorpsi dilakukan dengan
memvariasikan konsentrasi awal BSA sebanyak 5 titik, dalam rentang 50 – 250 mg L−1 dan
temperatur adsorpsi sebanyak 3 titik pada rentang 30-50 °C. Data yang diperoleh kemudian
di-fit ke model Langmuir, Freundlich, Temkin, dan Hunkin Jura untuk isotherm adsorpsi serta
persamaan van’t Hoff untuk termodinamika adsorpsi. Konsentrasi BSA yang teradsorp
dianalisis menggunakan uji Bradford. Karakterisasi besi nanopartikel sebelum dan setelah
modifikasi asam tannin serta setelah adsorpsi protein dilakukan menggunakan Fourier
Transform Infra-red Spectroscopy (FTIR) dan banyaknya asam tanin yang teradsorp
diidentifikasi dengan uji Folin-Ciocalteu.
Peningkatan kapasitas adsorpsi terjadi pada rentang pH 3,6 – 4,8; sebaliknya pada
rentang pH 4,8 – 5,6 kapasitas adsorpsi menurun akibat adanya gaya tolak menolak antara
adsorben-adsorbat. Kapasitas adsorpsi mencapai titik maksimum pada pH 4,8 untuk besi Fe3O4
serta Fe3O4-AT berturut-turut sebesar 12,61 mg BSA/mg besi dan 31,34 mg BSA/mg besi. Besi
Fe3O4-AT telah berhasil dilakukan berdasarkan uji folin dan analisa FTIR, dengan peningkatan
kapasitas maksimum hampir 5 kali lipat. Hasil percobaan menunjukkan bahwa adsorpsi yang
terjadi pada besi Fe3O4 serta Fe3O4-AT mengikuti isotherm Langmuir. Pada besi Fe3O4, terjadi
ikatan elektrostatik, sedangkan pada Fe3O4-AT, terjadi ikatan hidrogen selama proses adsorpsi.
Termodinamika adsorpsi pada besi Fe3O4 serta Fe3O4-AT menunjukkan kespontanan reaksi ke
arah depan (ΔG° negatif), endotermis (ΔH° positif), dan kespontanan proses adsorpsi secara
keseluruhan (ΔS° positif)