Abstract:
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Sumber air bersih
untuk kebutuhan domestik di Kota Bandung umumnya disalurkan oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM), namun distribusi air bersih dari PDAM belum sepenuhnya
menjangkau seluruh penduduk di Kota Bandung. Salah satu sumber air alternatif lain yang
banyak digunakan oleh masyarakat umum adalah air tanah, akan tetapi air tanah yang
langsung digunakan masih memiliki beberapa masalah kualitas air. Di beberapa daerah di
Kota Bandung, air tanah masih mengandung kadar besi total di atas standar kualitas yang
diberikan oleh pemerintah yaitu 0,3 mg/L, oleh karena itu diperlukan pengolahan lebih lanjut
agar air tanah layak digunakan sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan domestik. Ada
beberapa metode pengolahan air tanah yang dapat dilakukan, salah satunya adalah adsorpsi
dengan karbon aktif, seperti yang dilakukan pada penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mengolah air tanah menjadi air bersih dengan metode
adsorpsi kontinu dengan unggun tetap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dari tinggi unggun dan konsentrasi logam Fe2+ terhadap kapasitas adsorpsi logam Fe2+.
Penelitian ini terdiri dari adsorpsi batch isotermal dan adsorpsi kontinu dengan unggun tetap.
Pada adsorpsi batch isotermal, akan didapatkan data yang dapat mengikuti model Langmuir
ataupun model Freundlich. Variasi yang dilakukan pada adsorpsi batch adalah variasi
konsentrasi Fe2+ yaitu 1, 2, 3, dan 4 ppm. Pada adsorpsi batch ini akan diperoleh data
kapasitas adsorpsi pada keadaan setimbang, dimana data ini akan digunakan untuk
perhitungan scale-up kolom adsorpsi skala rumah tangga. Selanjutnya, untuk adsorpsi
kontinu, variasi yang dilakukan adalah tinggi unggun dan konsentrasi logam Fe2+. Untuk
variasi tinggi unggun yang dilakukan adalah 2, 4, dan 6 cm, sedangkan variasi konsentrasi
logam Fe yang dilakukan adalah 1, 2, dan 3 ppm. Sampel keluaran dari kolom akan
dilakukan sampling pada rentang waktu tertentu sampai konsentrasi keluaran sama dengan
konsentrasi umpan masuk. Kandungan logam Fe2+ akan dianalisis dengan metode
kolorimetri menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Data yang diperoleh akan diolah
menjadi kurva breakthrough dengan menggunakan model Adams-Bohart dan model
Thomas.
Hasil penelitian untuk adsorpsi batch menunjukkan bahwa model isotermal adsorpsi
yang sesuai adalah model Langmuir dengan kapasitas adsorpsi saat kesetimbangan sebesar
6,6788 mg ion Fe2+/1 gram karbon aktif. Pada adsorpsi kontinu, laju alir yang digunakan
adalah 51,6 ml/menit dan pada variasi tinggi unggun, dapat dilihat bahwa semakin tinggi
unggun yang digunakan maka kapasitas adsorpsi total juga akan semakin meningkat. Pada
variasi konsentrasi awal larutan, semakin meningkatnya konsentrasi awal maka kapasitas
adsorpsi total juga semakin meningkat dan waktu untuk mencapai titik breakpoint juga
semakin cepat. Model kurva breakthrough yang cocok adalah model Adams-Bohart. Dari
data-data yang diperoleh ini akan dilakukan scale-up menggunakan metode Length of
Unused Bed (LUB), nilai LUB yang diperoleh saat konsentrasi Fe2+ sebesar 2 ppm dengan
tinggi unggun 6 cm yaitu 0,8571 cm. Dari nilai LUB tersebut akan diperoleh spesifikasi
kolom scale-up yang diproyeksikan terhadap service time dan jumlah anggota keluarga.