Abstract:
Plastik merupakan polimer yang dapat dicetak menjadi berbagai bentuk
yang diinginkan, kuat, mudah diproduksi dan tidak memakan biaya besar untuk
memproduksinya. Oleh karena itu plastik banyak digunakan dan berkembang luas
di dunia. Walaupun plastik memiliki banyak keuntungan, plastik menimbulkan
beberapa masalah yang berdampak pada lingkungan seperti menumpuknya sampah
plastik dan bahan baku pembuatannya adalah bahan yang tidak terbarukan. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat bahan baku bioplastik yang
bersifat biobased dan dapat di-recycle. Proses pembuatannya dilakukan dengan
modifikasi kimia pada pati sagu. Modifikasi tersebut adalah reaksi transesterfikasi
dan modifikasi ikatan silang dengan reaksi Diels Alder.
Pembuatan bahan baku bioplastik ini dibagi menjadi 4 tahapan yaitu analisa
bahan baku, reaksi transesterifikasi, modifikasi ikatan silang dengan reaksi Diels
Alder, dan analisa produk. Sebelum tahap transesterifikasi bahan baku pati sagu
akan dianalisa dahulu kadar airnya. Reaksi transesterifikasi akan dilakukan dengan
variasi rasio katalis K2CO3 (0,2 mol/mol AGU; 0,3 mol/mol AGU; 0,4 mol/mol
AGU dan 0,5 mol/mol AGU), sedangkan untuk modifikasi ikatan silangnya variasi
yang dilakukan adalah waktu reaksi (3 jam dan 6 jam) dan suhu annealing (50 oC,
70 oC, 150 oC). Reaksi transesterifikasi bertujuan untuk menambahkan gugus furan
pada pati sagu alami. Kemudian hasil reaksinya direaksikan dengan bismaleimide
menghasilkan pati ter-crosslinking. Produk yang dihasilkan akan dianalisa lebih
lanjut. Untuk produk pati ester akan dianalisa degree of substitution, gugus fungsi,
kristalinitas dan stabilitas termal. Sedangkan untuk pati crosslinking akan dianalisa
kelarutannya, gugus fungsi, kristalinitas, morfologi dan stabilitas termal.
Dari data yang dihasilkan dari penelitian diperoleh bahwa variasi katalis
optimum untuk reaksi transesterifikasi adalah 0,3 mol/mol AGU menghasilkan pati
ester dengan nilai DS 0,32. Pati ester ini kemudian di-crosslink dengan reaksi Diels
Alder. Pada tahap crosslinking divariasikan suhu annealing dan lama waktu reaksi
crosslinking. Dari hasil penelitian didapat bahwa pada suhu annealing 70oC dan
waktu reaksi crosslinking 6 jam menghasilkan pati crosslinking yang kelarutannya
paling rendah. Pati crosslinking yang dihasilkan mempunyai sifat kristalin dengan
struktur yang kasar, beraglomerasi dan bersifat thermoreversible. Pati crosslinking
juga memiliki ketahanan termal yang lebih bagus jika dibandingkan dengan pati
ester dan pati sagu asli.