Abstract:
Ketersediaan logam litium di alam yang terbatas serta jumlah permintaan pasar yang
semakin besar merupakan kendala bagi harga lithium-ion batteries (LIB) yang kurang
terjangkau. Dewasa ini, sodium-ion batteries (SIB) telah menjadi alternatif paling
menjanjikan sebagai pengganti LIB, dengan aplikasi hard carbon sebagai material anoda
SIB. Material karbon ini memiliki sifat non-graphitizable dan dapat memuat banyak ion
sodium. Selain itu, hard carbon sebagai material anoda baterai perlu memiliki konduktivitas
listrik yang tinggi. Peningkatan konduktivitas ini dapat dilakukan dengan modifikasi
penambahan unsur nitrogen sehingga dihasilkan material N-doped hard carbon. Pada
penelitian ini, dilakukan sintesis N-doped hard carbon dari pati ganyong termodifikasi. Pati
ganyong merupakan sumber daya alam lokal Indonesia dengan potensi pemanfaatan yang
besar. Pati ganyong tersebut dimodifikasi menggunakan urea sebagai senyawa sumber
nitrogen. Selanjutnya, juga diteliti pengaruh jumlah urea serta proses sintesis terhadap sifat
N-doped hard carbon yang dihasilkan.
Penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap sintesis dan karakterisasi N-doped hard
carbon. Tahap sintesis dimulai dari modifikasi pati ganyong dengan senyawa urea melalui
pemansan microwave untuk penambahan unsur nitrogen. Proses modifikasi tersebut
dilakukan dengan microwave oven 700 W dengan durasi 1 menit. Selanjutnya, dilakukan
variasi proses karbonisasi hidrotermal (HTC) dan aktivasi termal (pirolisis). Karbonisasi
hidrotermal dilaksanakan dalam autoclave pada temperatur 200oC selama 24 jam.
Kemudian, aktivasi termal dilakukan dengan menggunakan furnace dengan temperatur
900oC selama 1 jam beserta pengaliran gas nitrogen. Selanjutnya, tahap karakterisasi
dilakukan melalui analisis gravimetri, Scanning Electron Microscopy (SEM) dengan
Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS), X-ray Diffraction (XRD), dan Raman
spectroscopy untuk mengetahui sifat-sifat produk N-doped hard carbon yang dihasilkan.
Analisis dari produk N-doped hard carbon menunjukan sintesis melalui proses HTC
menghasilkan yield lebih sedikit dari proses direct carbonization. Namun, sintesis dengan
proses HTC tersebut berhasil melangsungkan N-doping, dimana produk N-doped hard
carbon mengandung nitrogen sebesar 2,12% untuk rasio pati:urea senilai 1:1, dan 3,08%
untuk rasio 1:2. Dari analisis SEM, diperoleh produk dari proses melalui HTC tersebut
memiliki morfologi berupa microspheres, sedangkan produk direct carbonization berbentuk
flakes. Selanjutnya, analisis Raman spectroscopy menghasilkan kecenderungan material Ndoped
hard carbon dari proses HTC bersifat lebih amorphous dengan nilai ID/IG tertinggi
sebesar 1,31. Kemudian, analisis XRD menunjukan bahwa kedua variasi proses ini
menghasilkan N-doped hard carbon dengan interlayer spacing (d002) di rentang 0,362
hingga 0,382 nm, dimana nilai tersebut lebih besar dari d002 grafit senilai 0,335 nm. Hal
tersebut mengindikasikan material N-doped hard carbon dapat memfasilitasi interkalasi ion
Na+ sehingga cocok digunakan sebagai material anoda sodium ion batteries.