Pengaruh jenis asam dan temperatur terhadap proses Leaching Deep-Sea Rocks

Show simple item record

dc.contributor.advisor Yuniati, Mutia Dewi
dc.contributor.advisor Wanta, Kevin Cleary
dc.contributor.author Fransisca
dc.contributor.author Pratama, Hans
dc.date.accessioned 2022-11-24T06:02:12Z
dc.date.available 2022-11-24T06:02:12Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other skp42111
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/13820
dc.description 5906 - FTI en_US
dc.description.abstract Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa dalam sektor kelautan. Terdapat banyak potensi yang bisa dimanfaatkan dari kekayaan laut Indonesia. Wilayah pantai dan laut Indonesia yang sangat luas merupakan peluang untuk menghasilkan sumber daya energi dan mineral terbarukan mengingat semakin terbatasnya sumber daya energi dan mineral di darat dalam perkembangan teknologi saat ini. Perkembangan teknologi yang pesat pada zaman ini membuat kebutuhan akan mineral dalam industri meningkat. Salah satu mineral yang dibutuhkan dalam industri adalah logam tanah jarang. Logam tanah jarang merupakan logam yang sangat langka atau ketersediannya di alam sangat sedikit. Logam tanah jarang ini dapat ditemukan pada batuan sedimen laut dalam. Batuan sedimen laut dalam (deep-sea rocks) merupakan jenis batuan yang terendapkan di bawah laut dengan kedalaman lebih dari 200 meter dan dapat dikelompokkan sebagai nodul polimetalik (batuan yang mengandung banyak jenis logam). Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengambil mineral dari batuan, khusunya deep-sea rocks adalah ekstraksi padat cair (leaching). Prinsip yang digunakan pada proses leaching atau ekstraksi padat cair yaitu reaksi kimia dan perpindahan massa secara difusi karena perbedaan kemampuan melarut komponen dalam campuran dan perbedaan konsentrasi. Ekstraksi padat-cair (leaching) deep-sea rocks dilakukan dengan menvariasikan jenis asam berupa asam sulfat (H2SO4) dan asam sitrat (C6H8O7), dan temperatur operasi pada temperatur 30, 50, 70 dan 90℃. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis asam dan temperatur operasi terhadap hasil konsentrasi logam yang diperoleh dari sampel yang digunakan. Proses leaching deep-sea rocks berlangsung selama 150 menit dengan pengambilan sampel dilakukan secara berkala pada menit 15, 30, 60, 120, dan 150. Sampel yang diambil kemudian dipisahkan menggunakan centrifuge sehingga terdapat filtrat dan padatan. Filtrat kemudian diambil dan diencerkan terlebih dahulu untuk selanjutnya dianalisis menggunakan Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICPOES) untuk mengetahui konsentrasi logam yang terekstrak pada proses leaching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam-logam dalam sampel deep sea-rocks selama proses leaching mengalami fluktuasi dan memiliki kecenderungan yang berbeda-beda pada setiap logam dengan penggunaan jenis asam dan variasi temperatur yang berbeda. Penggunaan campuran asam sitrat dan asam sulfat untuk proses leaching logam titanium dari sampel deep-sea rocks menarik untuk diteliti lebih lanjut. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.subject Deep-sea rocks en_US
dc.subject Ekstraksi padat cair (leaching) en_US
dc.subject Mineral logam en_US
dc.title Pengaruh jenis asam dan temperatur terhadap proses Leaching Deep-Sea Rocks en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2016620067
dc.identifier.nim/npm NPM2017620093
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0416049201
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI614#Teknik Kimia


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account