Abstract:
Di Kota Bandung, sumber air bersih umumnya diperoleh dari Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Namun, dari 2.053.708 penduduk Kota Bandung hanya sekitar 1.066.579
orang atau 42,6% masyarakat Kota Bandung yang mendapatkan pasokan air bersih dari
PDAM. Penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih lebih sering dilakukan pada
beberapa daerah yang sulit untuk mendapat akses air bersih. Pada beberapa daerah di
Bandung, air tanah masih mengandung kadar Fe yang cukup tinggi, dan berada diatas dari
standar kualitas yang diberikan pemerintah yaitu sebesar 1 ppm. Maka diperlukan
pengolahan lebih lanjut agar air tanah layak untuk digunakan sebagai air bersih. Alternatif
sederhana dan relatif murah yang dapat digunakan untuk skala rumah tangga adalah
menggunakan metode adsorpsi pada kolom unggun tetap.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh laju alir dan ketinggian
unggun pada performa kolom adsorpsi unggun tetap yaitu waktu break point, exhaust point,
kapasitas adsorpsi, dan Length of Unused Bed (LUB) serta melakukan scale-up
menggunakan data dari skala laboratorium sebagai basis dalam perancangan dimensi kolom
adsorpsi karbon aktif untuk digunakan pada skala rumah tangga. Perancangan ini
disesuaikan dengan service time adsorben dan volume air yang digunakan dalam satu rumah.
Percobaan ini dilakukan pada kolom diameter 2 cm dengan variasi tinggi karbon aktif
sebesar 20 dan 25 cm. Karbon aktif yang digunakan adalah karbon aktif komersial dengan
merk dagang Haycarb. Variasi laju alir volumetrik dalam eksperimen skala laboratorium
adalah 101, 115, 130 mL/menit dengan konsentrasi umpan sebesar 2 ppm. Hasil percobaan
skala laboratorium diperoleh waktu break point, exhaust point yang semakin singkat seiring
dengan peningkatan laju alir, begitu juga dengan kapasitas adsorpsi yang nilainya semakin
kecil. Sedangkan nilai LUB bertambah besar seiring dengan peningkatan laju alir. Namun,
pada peningkatan tinggi unggun dari 20 menjadi 25 cm, pada laju alir yang sama, waktu
break point, exhaust point semakin lama, begitu juga dengan kapasitas adsorpsi yang
nilainya semakin besar. Sedangkan, nilai LUB tidak dipengaruhi oleh peningkatan tinggi
unggun.
Berdasarkan hasil perhitungan scale-up kolom adsorpsi dengan menggunakan data
dari skala laboratorium, apabila service time adsorben semakin lama, maka dimensi kolom
yang diperlukan semakin besar, begitu juga dengan volume air yang digunakan, apabila
semakin banyak maka dimensi kolom yang diperlukan juga semakin besar. Adsorben dengan
service time selama 1 bulan, dengan volume air yang digunakan dalam satu rumah sebanyak
300 L/hari maka diperlukan kolom dengan diameter, panjang kolom dan tinggi unggun
masing-masing sebesar 30 cm, 59,13 cm dan 47,3 cm sementara untuk 600 L/hari sebesar
30 cm, 96,14 cm dan 76,91 cm, sedangkan untuk 900 L/hari sebesar 30 cm, 133,14 cm dan
106,51 cm. Untuk adsorben dengan service time selama 2 bulan, dengan volume air yang
digunakan dalam satu rumah sebanyak 300 L/hari maka diperlukan kolom dengan diameter,
panjang kolom dan tinggi unggun masing-masing sebesar 30 cm, 96,14 cm, dan 76,91 cm,
sementara untuk 600 L/hari sebesar 30 cm, 170,14 cm dan 136,12 cm, sedangkan untuk 900
L/hari sebesar 30 cm, 244,15 cm dan 195,32 cm. Adsorben dengan service time selama 3
bulan, dengan volume air yang digunakan dalam satu rumah sebanyak 300 L/hari maka
diperlukan kolom dengan diameter, panjang kolom dan tinggi unggun masing-masing
sebesar 30 cm, 133,14 cm, dan 89,43 cm, sementara untuk 600 L/hari sebesar 30 cm, 244,15
cm dan 176,77 cm, sedangkan untuk 900 L/hari sebesar 30 cm, 355,17 cm dan 264,12 cm.