Abstract:
Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang penting bagi suatu negara khususnya
Indonesia. Sektor konstruksi menjadi salah satu sektor yang menyumbang pertumbuhan
perekonomian dengan cukup signifikan. Sektor ini juga menjadi salah satu alat bagi pemerintah
untuk mendorong pertumbuhan perekonomian seperti pembukaan lapangan kerja. Namun
seperti segala hal, khususnya dalam dunia bisnis tidak ada yang terlepas dari yang namanya
risiko atau krisis, begitu juga sektor konstruksi. Salah satu krisis tersebut merupakan pandemi
COVID-19. Sama halnya dengan kehidupan masyarakat dan perekonomian, sektor konstruksi
juga menjadi salah satu sektor yang terkena dampak. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
kesiapan dari sebuah perusahaan sangat penting dalam menghadapi krisis khususnya pada
manajemen risiko.
Salah satu yang berada pada sektor konstruksi tersebut adalah PT PDP. PT PDP dipilih
karena perusahaan berada pada kategori perusahaan menengah dengan fokus pada
subkontraktor sehingga sangat bergantung kepada perusahaan-perusahaan besar dalam
menerima pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode
kualitatif. Data diperoleh dari hasil wawancara serta studi pustaka terhadap dokumen-dokumen
perusahaan. Objek dari penelitian merupakan proyek sehingga penelitian ini akan menganalisis
mengenai penerapan manajemen proyek dari PT PDP, penerapan manajemen risiko proyek dan
penerapan manajemen krisis. Terdapat tiga proyek yang akan diteliti yaitu proyek Lombok
Timur, proyek Pacitan dan proyek Tanjung Balai Karimun.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan manajemen proyek, dan manajemen
krisis dari ketiga proyek dapat dikatakan cukup baik. Dua dari tiga proyek yang diteliti sudah
menerapkan manajemen risiko dengan cukup baik hanya saja pada proyek ketiga yaitu proyek
Tanjung Balai Karimun terdapat banyak kekurangan dalam melaksanakan penerapan
manajemen risiko. Proyek Lombok Timur dan proyek Pacitan memiliki dokumen yang cukup
lengkap mengenai manajemen risiko yaitu dokumen risk register sedangkan pada proyek
Tanjung Balai Karimun dokumen tersebut tidak ditemukan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka perusahaan tetap harus mempertahankan serta
meningkatkan performa dalam melaksanakan penerapan manajemen proyek, manajemen risiko
proyek dan manajemen krisis sehingga perusahaan dapat lebih siap dalam menghadapi krisis
selanjutnya.