Abstract:
Pasar modal merupakan sarana bagi investor untuk berinvestasi pada sekuritas seperti
saham. Dalam pengambilan keputusan investasi mengenai saham membutuhkan berbagai
informasi untuk memperoleh return yang optimal. Informasi tersebut dapat diperoleh antara
lain dengan melihat pengumuman aksi korporasi dalam pasar modal. Salah satu aksi korporasi
yang sering dilakukan perusahaan yaitu stock split. Motivasi perusahaan melaksanakan stock
split terdapat pada 2 teori yaitu trading range theory yang menyatakan pemecahan saham dapat
meningkatkan likuiditas saham. Kemudian, signaling theory yang menyatakan pemecahan
saham sebagai cara perusahaan memberikan sinyal informatif kepada investor mengenai
prospek return yang menguntungkan di masa mendatang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan likuiditas saham
dan abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham pada 34 perusahaan dari 9 sektor
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019. Pengujian hipotesis dengan uji
wilcoxon. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai probabilitas <
0,05 maka H0 ditolak.
Hasil analisa deskriptif rata-rata abnormal return dari keseluruhan 9 sektor terdapat
2 sektor yang mengalami kenaikan dan 7 sektor yang mengalami penurunan. Kemudian
berdasarkan analisa deskriptif rata-rata trading volume activity dari keseluruhan 9 sektor
terdapat 4 sektor yang mengalami kenaikan sedangkan terjadi penurunan pada 5 sektor. Hasil
uji beda menunjukkan tidak terdapat perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah
pemecahan saham dengan nilai probabilitas 0,351 yang berarti stock split tidak meningkatkan
likuiditas. Namun, terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan
saham. dengan nilai probabilitas 0,011 yang menunjukkan bahwa stock split memberikan
abnormal return. Saran penulis kepada perusahaan yang berada di sektor yang mengalami
peningkatan TVA maka dianjurkan menggunakan stock split untuk meningkatkan likuiditas.
Saran kepada investor yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam pengambilan
keputusan investasi karena menunjukkan bahwa peristiwa stock split memiliki kandungan
informasi dan masih memberikan kesempatan untuk memperoleh abnormal return.