Abstract:
Perkembangan industri tekstil di Indonesia menyebabkan peningkatan dalam jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah tekstil sebagian besar terdiri dari zat warna yang digunakan untuk proses pencelupan dan pewarnaan pada kain. Umumnya limbah tekstil diolah menggunakan metode koagulasi dengan koagulan anorganik. Namun penggunaan koagulan anorganik memberikan dampak negatif seperti produksi sludge yang banyak, berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia, dan sebagainya sehingga diperlukan adanya alternatif lain seperti bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai koagulan. Bahan alami seperti biji durian (Durio zibethinuss Murr.) dapat menjadi salah satu alternatif koagulan alami yang dapat digunakan sebagai koagulan pembantu. Biji durian mengandung pati yang cukup tinggi (±47,6%) dan dapat digunakan sebagai komponen aktif dalam proses koagulasi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja pati biji durian (Durio zibethinus Murr.) sebagai koagulan pembantu dalam pengolahan limbah primer yakni koagulasi. Ekstrak pati biji durian diperoleh dengan metode ekstraksi padat cair menggunakan larutan NaCl 1% serta larutan penunjang NaOH 0.05 M dan HCl 0.1 M. Hasil ekstrak yang diperoleh akan dianalisis kandungan glukosa (metode Luff Schrool) dan bentuk granula pati (mikroskop cahaya). Uji kinerja koagulan pembantu pati biji durian dilakukan menggunakan jar test apparatus dengan menggunakan koagulan alum sebanyak 30 mg/L. Variasi yang dilakukan adalah pH limbah zat warna kongo merah yakni 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 serta dosis koagulan pembantu pati biji durian tergelatinisasi yakni 0 mg/L, 40 mg/L, 80 mg/L, 120 mg/L, 160 mg/L, 200 mg/L, 240 mg/L, dan 280 mg/L. Respon yang diamati berupa %Removal zat warna (spektrofotometri UV-Vis) dan volume sludge (volumetrik).
Pati biji durian yang diperoleh dari hasil ekstraksi sebanyak 31,83 gram atau 11,87% (basis basah) dengan bentuk bubuk berwarna putih. Kadar karbohidrat yang terdapat pada pati biji durian sebesar 31,05%. Bentuk granula pati biji durian yang dapat diamati adalah bulat dan poligon, serta distribusi ukuran granula yang tidak merata. Variasi derajat keasaman (pH) terbaik pada proses koagulasi dengan dosis koagulan alum konstan sebesar 30 mg/L berada pada pH 7 dengan %Removal sebesar 91,477% serta volume sludge sebanyak 8 mL/L. Adapun variasi dosis koagulan pembantu pati biji durian tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap perubahan %Removal dan cenderung meningkatkan volume sludge seiring dengan bertambahnya dosis koagulan pembantu. Perubahan %Removal yang diperoleh secara statistik tidak melebihi dari 2%, hal tersebut tidak mencapai standar taraf signifikansi pada angka 5%. Peningkatan jumlah dosis koagulan pembantu dapat menginisiasikan terjadinya restabilisasi partikel dalam limbah akibat kondisi yang jenuh di dalam limbah. Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukan bahwa pati biji durian tergelatinisasi belum dapat digunakan sebagai koagulan pembantu karena tidak memberikan perubahan %Removal yang signifikan dan cenderung meningkatkan volume sludge.