Abstract:
Perkembangan zaman membawa perubahan dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satunya ditandai dengan kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor
terutama kendaraan roda dua. Hal tersebut menyebabkan semakin banyaknya usaha
dalam bidang perlengkapan untuk berkendara yang memaksa setiap pelaku usaha untuk
dapat menjadikan produknya memberikan penawaran dari sisi kualitas dan harga jual
produk. Kualitas produk dipengaruhi oleh bahan baku produksi serta teknik produksi
yang baik dan berkualitas tinggi yang akan mempengaruhi harga pokok produksi dari
produk tersebut. Sedangkan harga jual dipengaruhi oleh perhitungan harga pokok
produksi untuk produk tersebut. Maka, proses perhitungan harga pokok produk
menjadi faktor penting.
Tidak jarang dari customer meminta produk yang customize sehingga
perusahaan perlu menghitung harga pokok produksi yang baru dengan akumulasi biaya
yang tepat untuk setiap proses produksi. Hal tersebut dibutuhkan untuk dapat
memberikan penawaran harga terbaik pada customer. Salah satu metode perhitungan
harga pokok produksi yang dapat digunakan adalah job order costing. Metode ini
membantu perusahaan untuk dapat menghitung harga pokok produksi dengan lebih
tepat yang umumnya digunakan ketika objek biaya berupa satu atau lebih unit produk
atau jasa yang berbeda.
Objek dari penelitian ini adalah PT. Sinergi Ventura Pratama (PT. SVP) yang
bergerak di bidang garment. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah deskriptif analitis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.
Penelitian difokuskan pada perhitungan harga pokok produksi dari studi kasus yang
terjadi di perusahaan yaitu Jaket Tracer dari dua batch produksi pada tahun 2019.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT.Sinergi Ventura Pratama belum
menerapkan job order costing systems. Perhitungan harga pokok produksinya belum
tepat karena penggabungan direct material labor cost dan indirect cost ke dalam cost
of making yang menghasilkan perhitungan yang kurang tepat. Oleh karena itu, penulis
mengklasifikasikan kembali seluruh biaya – biaya yang terjadi dan menghitung seluruh
biaya yang terjadi dalam proses produksi jaket tersebut dengan menggunakan job order
costing. Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan harga pokok produksi yang
dilakukan oleh perusahaan dan penulis, diperoleh kesimpulan bahwa perhitungan harga
pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan job
order costing. Maka dari itu, perusahaan dapat memperbaiki perhitungan harga pokok
produksi menggunakan job order costing. Penulis menyarankan agar pembebanan
biaya dapat diklasifikasikan secara lebih terperinci. Serta membuat perencanaan
pembiayaan yang dibandingkan dengan pembiayaan yang sesungguhnya terjadi untuk
dapat dievaluasi. Melalui hal tersebut maka informasi mengenai harga pokok produk
menjadi lebih tepat yang akan mempengaruhi juga pada penetapan harga jual produk
yang dapat bersaing di pasar.