Abstract:
Perkembangan dunia teknologi yang pesat, berdampak pada keprofesian arsitektur, dengan
kesempatan arsitek untuk mengeksplor lebih jauh dalam aspek bentuk dan konsep arsitekturalnya,
dibantu dengan teknologi. Penerapan metode desain baru dengan perangkat digitalisasi,
mendorong disiplin arsitektur, dan juga pihak lain yang bekerjasama untuk menghasilkan karya
arsitektur yang baru. Perkembangan dunia teknologi dalam konteks arsitektur serta konstruksi,
tentu mempengaruhi aspek estetika serta teknikalitasnya. Kedua aspek tersebut diterapkan dalam
tektonika, yang kemudian berkembang yang membahas mengenai aspek estetika, teknikalitas, dan
juga komputasi. Selain tektonika, proses perwujudan desain arsitektur juga berkembang, yang
memungkinkannya untuk melakukan fabrikasi secara digital, yang sebelumnya dilakukan secara
analog. Hal ini memungkinkannya untuk mentranslasikan data desain terhadap proses manufaktur
yang dilakukan secara digital.
Namun, hal tersebut di Indonesia belum banyak dipahami, dikarenakan kebutuhan teknik
khusus dalam bidang digitalisasinya, serta manfaat yang diketahui dalam disiplin arsitektur
tersendiri. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami manfaat penggunaan
desain komputasi tersebut melalui aspek tektonika digital dan proses fabrikasi digital dalam aspek
tektonika digital, serta menjelaskan relasi antara tektonika digital dengan proses fabrikasi digital
pada Dermaga Kirana dan Paviliun Eria, yang menggunakan metode desain komputasi.
Penelitian ini didasari dengan teori tektonika digital menurut Blanko Kolarevic (2003), dan
fabrikasi digital menurut Nick Dunn (2012), yang diteliti menggunakan metode penelitian
deskriptif-komparatif. Metode deskriptif menjelaskan masing-masing objek yaitu Dermaga Kirana
dan Paviliun Eria, yang juga dibandingkan dalam prosesnya untuk meneliti relasinya sesuai
dengan pengolahan data.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa generation dalam proses fabrikasi digital
merupakan hal fundamental, dikarenakan dampak pada proses perancangan awal yang
mempengaruhi proses integration dalam tahapan fabrikasi dan konstruksinya yang dilakukan
secara paralel. Selain itu, generation juga mempengaruhi hasil artikulasi tektonika digital yang
tercipta.