Abstract:
Wakai merupakan merek sepatu lokal Indonesia yang sempat menjadi trend pada tahun
2012 hingga 2014. Seiring dengan berjalannya waktu, Wakai mulai mengalami penurunan
popularitas. Gerai yang terlihat sepi pengunjung dan pengguna sepatu Wakai yang semakin
jarang ditemukan, mendorong penulis untuk melakukan penelitian pendahulu secara
mendalam untuk mengetahui hal yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Berdasarkan kenyataan di lapangan dan hasil penelitian pendahulu, penulis
mendapatkan gejala yang terobservasi yaitu “niat beli ulang sepatu Wakai rendah”. Hal
tersebut timbul karena mayoritas konsumen merasa bahwa sepatu Wakai kurang worth-it.
Oleh karena itu, penelitian ini diarakan untuk meneliti pengaruh customer perceived value
terhadap niat beli ulang sepatu Wakai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui customer perceived value sepatu
Wakai dan niat beli ulang konsumen terhadap sepatu Wakai serta pengaruh customer
perceived value terhadap niat beli ulang sepatu Wakai. Penulis berharap hasil dari
penelitian ini dapat memberikan evaluasi dan informasi tambahan kepada pihak Wakai
untuk melakukan perbaikan dan pengembangan usaha sehingga merek Wakai dapat terus
berkembang dan menjadi merek sepatu lokal Indonesia yang terkenal hingga ke
mancanegara.
Penelitian ini menganalisa dua variabel yaitu customer perceived value
sebagai variabel independen dan niat beli ulang sebagai variabel dependen. Penulis
menggunakan teori yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller dan dipadukan dengan
penelitian-penelitian terdahulu untuk menganalisa variabel customer perceived value.
Penelitian ini merupakan applied research dengan menggunakan metode
eksplanatori dan analisis data deskriptif. Untuk pengumpulan data responden, digunakan
kuesioner yang disebarkan kepada 136 responden di Bandung dengan ketentuan bahwa
individu tersebut sedang/pernah memakai sepatu Wakai. Kuesioner tersebut menggunakan
google form dan disebarkan menggunakan personal chat melalui media sosial/aplikasi
pengiriman pesan pada tanggal 13 Maret 2020 hingga 5 April. Hasil kuesioner tersebut
dilakukan analisa secara kualitatif dan kuantitatif diantaranya uji asumsi klasik-normalitas,
uji statistik F, uji statistik T, uji koefisien determinasi, dan analisa regresi sederhana
Hasil dari penelitian ini adalah residu berdistribusi normal, variabel
customer perceived value berkontribusi sebesar 17% terhadap niat beli ulang, customer
perceived value memberikan pengaruh positif sebesar 0,599 terhadap niat beli ulang sepatu
Wakai, niat beli ulang adalah 1,044 ketika customer perceived value sama dengan nol dan
akan mengalami kenaikan sebesar 0,599 ketika customer perceived value naik 1 satuan.
Akhirnya, penelitian ini mengajukan beberapa saran kepada pihak
perusahaan Wakai untuk lebih memperluas pemasaran produk pada jenjang usia 16-35
tahun, meningkatkan kenyamanan dan kemudahaan penggunaan sebagai salah satu
keunggulan Wakai, melakukan pengembangan produk secara berkala, mempertahankan
kisaran harga sepatu agar sesuai dengan budget konsumen, melakukan pengembangan
produk, mengadakan kegiatan promo pembelian pada momen tahunan, merancang program
khusus member dan memperkenalkanya kepada masyarakat luas. Dengan begitu,
diharapkan dapat meningkatkan customer perceived value dan niat beli ulang sepatu
Wakai.