Abstract:
Dewasa ini, budaya korea mulai dari busana hingga kuliner sedang digandrungi
oleh kaum muda di Indonesia. Populernya budaya korea di Bandung mendorong
para pengusaha untuk membuka restoran korea di Bandung. Bukan hanya fokus
pada fasilitas yang ditawarkan oleh sebuah cafe, namun kualitas makanan dan harga
perlu dijaga agar konsumen tidak enggan untuk melakukan pembelian ulang.
Chingu Cafe Sawunggaling yang terletak di Jalan Sawunggaling No.10, merupakan
salah satu restoran di Bandung yang ramai dikunjungi oleh pecinta budaya korea.
Berdasakan penelitian awal, terdapat indikasi masalah pada kualitas makanan dan
harga yang mempengaruhi niat beli ulang ke Chingu Cafe Sawunggaling.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh kualitas makanan serta
harga pada Chingu Cafe terhadap niat beli ulang konsumen. Menurut Johns dan
Howard dan Kivela et.al ada empat dimensi kualitas makanan yaitu: freshness,
presentation, well cooked, dan variety of food. Menurut Stanton membagi harga
dalam keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas dan daya saing
harga. Niat beli ulang menurut Ferdinand membagi menjadi 4 yaitu : minat
transaksional, minat eksploratif, minat preferensial, dan minat referensial.
Metode yang digunakan peneliti adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, penyebaran kuesioner, dan
observasi Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS.
Populasi yang diteliti adalah orang yang pernah makan di Chingu Cafe
Sawunggaling. Sampel penelitian adalah 100 orang yang pernah makan di Chingu
Cafe Sawunggaling paling lama satu tahun sebelum kuesioner disebar.
Berdasarkan hasil pengolahan data, kualitas makanan (b kualiitas makanan
= 0.759) dan harga (b harga = 0.412) memiliki pengaruh signifikan terhadap niat
beli ulang konsumen sebesar 75,2%. di Chingu Cafe Sawunggaling.