Abstract:
Crispy Crush adalah bisnis startup yang menjual produk makanan ringan
atau snack sehat yang berdiri pada tahun 2019. Crispy Crush memanfaatkan food
waste sayur organik sebagai bahan baku utama pembuatan snack sehat yang
kemudian dikemas menjadi abon sayur. Sebagai perusahaan yang baru berdiri,
tentu Crispy Crush menginginkan penjualan yang maksimal dan mendapatkan
laba yang tinggi dari penjualannya. Namun dalam mencapai hal itu, Crispy Crush
masih jauh untuk mencapai target penjualan dan BEP untuk mendapatkan
pengembalian modal awal. Karena penetapan harga yang murah tidak sesuai
dengan pembiayaan operasional yang dikeluarkan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mencari, menemukan, dan memangkas biaya yang tidak
memberikan keuntungan dari bisnis untuk meningkatkan laba, tanpa berdampak
negatif pada kualitas produk.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yang
menggambarkan mengenai keadaan Crispy Crush dalam menemukan dan
memangkas biaya yang tidak memberikan keuntungan dari bisnis. Menggunakan
studi kasus sebagai metode penelitian pada startup Crispy Crush. Penelitian ini
menggunakan 4 teknik pengumpulan data, yaitu; wawancara dengan pedagang
sayur, observasi secara tidak langsung beberapa pesaing, studi dokumen sebagai
literatur pendukung, dan focus group discussion untuk mendapatkan ide dan
solusi.
Dari hasil penelitian, Crispy Crush dapat menerapkan strategi cost
reduction dengan melakukan cost controlling untuk melakukan penekanan biaya
overhead, langkah selanjutnya menerapkan cost based pricing and mark up
pricing dengan menghitung biaya produksi yang dikeluarkan dan menambah laba
yang ditetapkan. Penerapan strategi cost reduction dapat dilakukan juga dengan
melakukan percobaan substitution raw material untuk mendapatkan pengganti
bahan baku utama, selain melakukan substitusi bahan baku Crispy Crush dapat
membuat diferensiasi produk dari penerapan substitution raw material dengan
memanfaatkan sayur food waste dan melakukan penerapan sistem operasional
mapping untuk melakukan penekanan biaya ongkos dengan mengurangi jarak
antar lokasi pembelian bahan baku dan proses produksi, agar lebih efektif dan
efisien.