Abstract:
Elemen pelingkup memiliki peranan penting dalam menciptakan kenyamanan termal dalam
bangunan. Saat ini, elemen pelingkup bangunan tidak lagi sekadar membatasi ruang luar dan ruang
dalam, melainkan juga mempengaruhi penggunaan energi pada bangunan. Dalam upaya
meningkatkan kenyamanan termal serta efisiensi energi, elemen pelingkup bangunan perlu
memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan diri sebagai respon terhadap perubahan cuaca dari luar
bangunan. Salah satu inovasi terkait adalah penerapan double skin façade adaptif yang mampu
berubah dalam waktu singkat sesuai dengan parameter yang dibutuhkan. Kemampuan merespon
kondisi tersebut dapat berupa perubahan berdasarkan komponen penyusun, material elemen hingga
sistem pengoperasian double skin façade. Meskipun beragam jenis double skin façade adaptif
dikembangkan di seluruh dunia, double skin façade adaptif belum banyak diterapkan pada
bangunan di wilayah beriklim tropis, seperti di Indonesia. Perbedaan karakter lingkungan dan
cuaca pada iklim tropis memerlukan prinsip serta potensi desain yang berbeda pula. Diantaranya
ialah temperatur udara serta radiasi matahari yang dapat dijadikan potensi sebagai penggerak
elemen double skin façade adaptif menggunakan material yang mampu bereaksi terhadap energi
panas. Salah satu material yang dapat dikembangkan sebagai elemen double skin façade adaptif
adalah material bi-metal dengan kemampuan untuk merespon energi panas dan ketersediaan di
pasaran. Untuk mendukung pengembangan inovasi ini, maka penelitian terkait implementasi
double skin façade adaptif bi-metal terhadap temperatur udara dan radiasi ruang dalam perlu
dilakukan, khususnya dengan mempertimbangkan konteks penggunaan di iklim tropis. Melalui
penelitian ini akan diketahui efektivitas kinerja double skin façade adaptif bi-metal terhadap
temperatur udara dan radiasi ruang dalam, yang merupakan faktor penentu kenyamanan termal.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode simulasi melalui perangkat lunak untuk
memperoleh data terkait pengaruh penggunaan double skin façade adaptif bi-metal terhadap
temperatur udara dan temperatur radiasi ruang dalam. Model simulasi terdiri atas model bangunan
sederhana dan model double skin façade adaptif bi-metal. Analisis dilakukan dengan
membandingkan hasil temperatur udara dan temperatur radiasi ruang dalam dengan dan tanpa
penggunaan double skin façade adaptif bi-metal.
Melalui analisis yang dilakukan terhadap data simulasi, diperoleh hasil temuan bahwa
penggunaan double skin façade adaptif bi-metal mampu menurunkan temperatur udara dan radiasi
dalam ruang hingga sebesar 4% dan 3,68%, tetapi belum dapat memenuhi standar temperatur yang
nyaman. Selain itu, jarak perletakan antara lapisan fasad eksternal dan bangunan juga
mempengaruhi performa double skin façade adaptif bi-metal. Jarak optimum yang diperoleh dari
simulasi adalah 1m dari bangunan.