Abstract:
Seperti manusia, bangunan juga memiliki sebuah daur hidup, yaitu sebuah proses keberadaan
sebuah bangunan yang terdiri dari perancangan, analisis, konstruksi, operasi, hingga pada akhirnya
bangunan direnovasi atau dirubuhkan. Ketika sebuah bangunan dirubuhkan, bahan-bahan bangunan
yang sebelumnya berfungsi memberikan naungan untuk menampung keberlangsungan sebuah
aktivitas akhirnya menjadi bahan-bahan bekas yang jarang digunakan kembali menjadi elemen
arsitektural, dan kebanyakan dari bahan bekas ini hanya dibuang dan menjadi residu yang tidak
terpakai.
Untuk dapat memaksimalkan potensi material bekas dalam suatu bangunan dengan baik,
aspek kreativitas menjadi penting, khususnya untuk mendapatkan kesan bahwa sebuah bangunan
menggunakan ulang sebuah material tanpa membuat bangunan tersebut terlihat murah dan bekas,
juga untuk merespon pada segala kekurangan dan kurang idealnya material bekas dari segi dimensi
dan kondisi. Penggunaan material bekas ini merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk diteliti
karena kesulitannya dan juga karena material bekas yang digunakan dalam objek arsitektur baru
relatif jarang dilakukan.
Warung Pengepul Kayu yang berlokasi di Jalan Pagarsih no. 319, Kota Bandung, merupakan
sebuah kafe yang dalam pembangunannya sekitar 90% menggunakan beragam material bekas yang
diolah menjadi elemen arsitektural yang bervariasi. Penggunaan ulang material bekas secara
signifikan pada bangunan ini membuat kafe Warung Pengepul Kayu menarik untuk ditelaah
berkenaan dengan penggunaan ulang material bekas pada elemen arsitektural yang terdapat di
dalamnya.
Tujuan studi ini adalah untuk mendeskripsikan tektonika yang terdapat pada bangunan kafe
Warung Pengepul Kayu dan mendeskripsikan bagaimana penggunaan ulang material bekas yang
digunakan pada Warung Pengepul Kayu.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif, data diperoleh dari observasi
dan pengukuran di lapangan, serta dari wawancara yang dilakukan dengan arsitek lapangan Warung
Pengepul Kayu sebagai narasumber. Analisis dilakukan dengan melihat susunan dan material pada
elemen-elemen konstruksi dan ornamen, dan juga susunan ruang yang terjadi karena elemen-elemen
tersebut.
Diperoleh kesimpulan bahwa tektonika material bekas pada Warung Pengepul Kayu adalah
pemanfaatan kembali bangunan eksisting yang dipadukan dengan penggunaan ulang material bekas
yang berbahan dasar tanah liat, kayu, marmer, baja, dan tegel, yang sebagiannya digunakan ulang
dengan fungsi yang berbeda dengan fungsi material tersebut pada penggunaan sebelumnya.