Penerapan prinsip Adaptive Reuse pada Gedung Spiegel Kota Lama Semarang

Show simple item record

dc.contributor.advisor Gunawan, Tito
dc.contributor.author Angwarmase, Sebastianus Virell Virgio
dc.date.accessioned 2020-08-11T03:16:23Z
dc.date.available 2020-08-11T03:16:23Z
dc.date.issued 2020
dc.identifier.other skp39670
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/11131
dc.description 6096 - FTA en_US
dc.description.abstract Ditargetkan menjadi kota pusaka dunia, sejak tahun 2013 Kota Lama Semarang mulai berbenah diri, bukan hanya dalam tingkat kawasan lewat infrastruktur dan jaringan kota yang direvitalisasi, namun bangunan-bangunan cagar budaya di kawasan ini juga mulai dihidupkan kembali. Salah satu bangunan cagar budaya yang menjadi ikon dari Kota Lama Semarang adalah Gedung Spiegel yang berlokasi di Jalan Letjen Suprapto No. 59 Kota Semarang. Bangunan dua lantai ini mulai direvitalisasi oleh pemilik yang baru yaitu PT. Spiegel Nusa Archindo sejak tahun 2012 dan berubah fungsi menjadi restoran, bar, butik, kantor sewa, hingga penginapan yang resmi dibuka pada tahun 2015. Dengan fungsi awal yaitu toko serba ada dan sempat menjadi gudang penyimpanan alat berat, transformasi yang dilakukan pemilik gedung yang baru bukanlah hal yang mudah. Banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam menangani gedung yang sudah berdiri sejak 1890 ini, baik itu fungsi, nilai-nilai kecagarbudayaan yang ditinggalkan, konteks Kota Lama secara makro, hingga investasi dan bisnis yang dilakukan pada bangunan ini. Proses perubahan fungsi awal bangunan tersebut dikenal sebagai proses adaptive reuse yang juga merupakan salah satu bentuk dari tindakan konservasi pada Bangunan Cagar Budaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mencoba menggambarkan keadaan bangunan setelah proses adaptive reuse dilakukan. Setelah data terkumpul barulah dilakukan evaluasi dengan melihat kesesuaian data bangunan dengan faktor-faktor keberhasilan adaptive reuse, yaitu faktor sosial lingkungan, faktor budaya, faktor ekonomi, dan faktor legalitas. Selain membahas 4 faktor tersebut terdapat pula pembahasan mengenai nilai konservasi bangunan sebagai bahasan penghantar. Hasil dari penelitian ini adalah penjabaran mengenai kesesuaian kondisi bangunan dengan faktor-faktor keberhasilan adaptive reuse secara deskriptif. Ditemukan pula beberapa hal penting yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai bangunan yaitu kesesuain standar fungsi dengan peraturan yang berlaku, aksesibilitas, hingga faktor kenyamanan antar fungsi. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject cagar budaya en_US
dc.subject adaptive reuse en_US
dc.subject Gedung Spiegel en_US
dc.subject Kota Lama Semarang en_US
dc.title Penerapan prinsip Adaptive Reuse pada Gedung Spiegel Kota Lama Semarang en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2015420011
dc.identifier.nidn/nidk NIDK8836830017
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account