Abstract:
Sektor perikanan di Indonesia kini semakin berkembang terlihat dari
pertumbuhan ekonomi pada sektor tersebut yang meningkat setiap tahunnya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat bahwa sampai dengan tahun 2018,
pertumbuhan PDB perikanan terus mengalami kenaikan sejak tahun 2014 dengan
kenaikan rata-rata sebesar 5,99%/tahun dari Rp 189,08 triliun menjadi Rp 238,64
triliun di akhir tahun 2018. Potensi pasar sektor ini terdiri dari potensi pasar
nasional maupun internasional. Hal ini membuat para pengusaha berlomba-lomba
untuk memberikan yang terbaik agar terus mempertahankan posisinya di pasar
persaingan yang semakin ketat.
PT KS, merupakan perusahaan pengolahan komoditas ikan menjadi produk
seafood yang siap diolah. PT KS menjual produknya ke luar negeri sehingga dapat
disebut sebagai eksportir olahan seafood. PT KS memiliki beberapa produk olahan
seafood, salah satu produk unggulan perusahaan yaitu produk olahan dari Kepiting
Rajungan. Kini, perusahaan mengalami permasalahan berupa penurunan kinerja
laba terhadap perjualan dari tahun 2016 hingga tahun 2018. Walaupun penjualan
mengalami kenaikan yang cukup pesat dan diiringi peningkatan laba yang
dihasilkan, namun dilihat dari persentase laba per pendapatan, persentase PT KS
tidak mengalami kenaikan dan sebaliknya selalu menurun. Perusahaan harus lebih
matang dalam merencanakan jumlah penjualan untuk mencapai target laba yang
diharapkan agar perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya juga menghindari
terjadinya kerugian.
Analisis CVP dapat menjadi alat bagi perusahaan untuk membantu
membuat keputusan dalam mencapai target laba yang diharapkan dengan
menetapkan biaya yang efisien, jumlah atau volume penjualan, dan harga jual yang
tepat. Analisis ini menunjukkan hubungan yang saling mempengaruhi antara biaya,
volume, serta laba pada perusahaan. Analisis ini juga dapat mengetahui berapa
jumlah penjualan yang harus perusahaan targetkan agar setidaknya dapat menutupi
biaya serta beban yang dikeluarkan atau dengan kata lain mencapai titik impas
(Break Even Point). Selain itu, analisis ini dapat mengetahui seberapa banyak
penjualan bisa turun dari yang telah direncanakan namun tetap tidak mengalami
kerugian atau margin of safety.
Penulis dalam melakukan penelitiannya menggunakan metode deskriptif
analitis. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data terkait, kemudian
data-data tersebut dianalisis untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai
permasalahan yang diangkat oleh penulis. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer dengan wawancara
dan observasi lapangan ke perusahaan. Kemudian teknik pengumpulan data
sekunder dilakukan dengan mendapatkan laporan laba rugi perusahaan.
Perusahaan menargetkan pada tahun 2019, laba akan meningkat sebesar
5%, biaya variabel meningkat sebesar 10%, biaya tetap pada biaya tenaga kerja
tidak langsung meningkat sebesar 8%, dan harga jual meningkat sebesar 2%.
Sektor perikanan di Indonesia kini semakin berkembang terlihat dari
pertumbuhan ekonomi pada sektor tersebut yang meningkat setiap tahunnya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat bahwa sampai dengan tahun 2018,
pertumbuhan PDB perikanan terus mengalami kenaikan sejak tahun 2014 dengan
kenaikan rata-rata sebesar 5,99%/tahun dari Rp 189,08 triliun menjadi Rp 238,64
triliun di akhir tahun 2018. Potensi pasar sektor ini terdiri dari potensi pasar
nasional maupun internasional. Hal ini membuat para pengusaha berlomba-lomba
untuk memberikan yang terbaik agar terus mempertahankan posisinya di pasar
persaingan yang semakin ketat.
PT KS, merupakan perusahaan pengolahan komoditas ikan menjadi produk
seafood yang siap diolah. PT KS menjual produknya ke luar negeri sehingga dapat
disebut sebagai eksportir olahan seafood. PT KS memiliki beberapa produk olahan
seafood, salah satu produk unggulan perusahaan yaitu produk olahan dari Kepiting
Rajungan. Kini, perusahaan mengalami permasalahan berupa penurunan kinerja
laba terhadap perjualan dari tahun 2016 hingga tahun 2018. Walaupun penjualan
mengalami kenaikan yang cukup pesat dan diiringi peningkatan laba yang
dihasilkan, namun dilihat dari persentase laba per pendapatan, persentase PT KS
tidak mengalami kenaikan dan sebaliknya selalu menurun. Perusahaan harus lebih
matang dalam merencanakan jumlah penjualan untuk mencapai target laba yang
diharapkan agar perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya juga menghindari
terjadinya kerugian.
Analisis CVP dapat menjadi alat bagi perusahaan untuk membantu
membuat keputusan dalam mencapai target laba yang diharapkan dengan
menetapkan biaya yang efisien, jumlah atau volume penjualan, dan harga jual yang
tepat. Analisis ini menunjukkan hubungan yang saling mempengaruhi antara biaya,
volume, serta laba pada perusahaan. Analisis ini juga dapat mengetahui berapa
jumlah penjualan yang harus perusahaan targetkan agar setidaknya dapat menutupi
biaya serta beban yang dikeluarkan atau dengan kata lain mencapai titik impas
(Break Even Point). Selain itu, analisis ini dapat mengetahui seberapa banyak
penjualan bisa turun dari yang telah direncanakan namun tetap tidak mengalami
kerugian atau margin of safety.
Penulis dalam melakukan penelitiannya menggunakan metode deskriptif
analitis. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data terkait, kemudian
data-data tersebut dianalisis untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai
permasalahan yang diangkat oleh penulis. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer dengan wawancara
dan observasi lapangan ke perusahaan. Kemudian teknik pengumpulan data
sekunder dilakukan dengan mendapatkan laporan laba rugi perusahaan.
Perusahaan menargetkan pada tahun 2019, laba akan meningkat sebesar
5%, biaya variabel meningkat sebesar 10%, biaya tetap pada biaya tenaga kerja
tidak langsung meningkat sebesar 8%, dan harga jual meningkat sebesar 2%. Kemudian dari target tersebut dibuat perhitungan untuk berbagai macam kondisi
yang dapat terjadi berdasarkan target perusahaan. Dari kondisi-kondisi yang terjadi
dapat dievaluasi bahwa untuk perusahaan dapat mencapai laba yang ditargetkan
dengan titik impas terendah dapat dilakukan dengan menaikkan harga jual dan juga
biaya tetap namun tidak merubah pada biaya variabel. Hal ini dibuktikan bahwa
dalam keadaan tersebut, perusahaan akan memiliki titik impas sebesar 453,313 unit,
dengan target volume penjualan sebesar 530,264 unit, margin of safety sebesar
Rp26,043,253,230. Peranan analisis CVP yaitu membantu perusahaan dalam
menentukan secara tepat komponen yang akan dirubah untuk mencapai target laba
secara efektif berdasarkan keadaan perusahaan. Saran yang diberikan pada
penelitian ini yaitu melakukan evaluasi kinerja keuangan secara berkala, rutin
melakukan perhitungan titik impas sebagai landasan mengambil keputusan dan
meminimalisir kerugian, dan melakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum membuat
keputusan dalam penetapan harga jual, biaya, target penjualan terhadap target
laba.