Abstract:
Dewasa ini, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk memberi kualitas
yang terbaik. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengendalian kualitas dalam suatu
perusahaan. Kualitas suatu produk dinilai dari kesesuaian produk dengan standar yang telah
ditetapkan. Salah satu indikator bahwa kualitas suatu produk terkendali adalah rendahnya
jumlah barang cacat. Penelitian ini difokuskan pada kecacatan produk rasfur di Perusahaan
X. Manajemen pengendalian kualitas yang digunakan adalah Total Quality Management
dengan metode penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif dan penelitian deskriptif. Jenis
penelitian ini adalah applied research dengan dimensi waktu longitudinal.
Alat yang digunakan adalah pareto chart dan scatter diagram untuk
mengetahui jenis kecacatan utama yang harus diselesaikan. Kemudian, dilakukan analisis pchart
untuk mengetahui kapan dan hal yang dilakukan perusahaan saat terjadi kecacatan yang
tidak terkendali. Setelah itu, dilakukan analisis diagram tulang ikan untuk mencari penyebab
kecacatan. Setelah mengetahui penyebab, barulah dicari solusi permasalahan dan dibuat
kesimpulan dan saran.
Hasil penelitian dengan pareto chart dan scatter diagram menunjukan bahwa
jenis kecacatan yang jumlah dan biaya perbaikannya paling tinggi adalah noda pada kain dan
warna tidak sesuai. Dilihat dari p-chart noda pada kain, kecacatan yang tidak terkendali
terjadi pada bulan Januari karena perusahaan belum mengetahui urutan warna yang dicelup
dan November karena perusahaan mengganti oli rajut dengan kualitas yang kurang baik.
Dilihat dari p-chart warna tidak sesuai, kecacatan yang tidak terkendali terjadi pada bulan
Januari karena pegawai perusahaan masih belum terlatih dengan jenis obat celup, komposisi,
dan pengadukan obat celup yang sesuai SOP dan Februari karena perusahaan mencoba untuk
mengganti batu bara, namun kualitas yang kurang baik karena kenaikan temperaturnya tidak
stabil. Dari hasil analisis menggunakan cause and effect diagram, didapatkan penyebab
utama noda pada kain adalah kesalahan urutan celup yang seharusnya dicelup berdasarkan
spektrum dari warna muda ke tua. Untuk mengurangi jenis kecacatan tersebut, perusahaan
sebaiknya membuat penjadwalan pencelupan dan check sheet. Penyebab utama warna tidak
sesuai adalah temperatur mesin pencelup yang tidak tercapai karena panas yang dihasilkan
batu bara sebagai bahan bakar tidak stabil, sehingga warna kain lebih pudar dari yang
seharusnya. Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan memastikan batu bara sesuai
spesifikasi dan memiliki kenaikan suhu yang cepat dan stabil.