Abstract:
Dewasa ini, Penciptaan wirausaha muda diharapkan akan mendorong UMKM di Indonesia
sebagai penyumbang besar dalam Produk Domestik Bruto Indonesia (PDB). Program Studi
Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan menyambut baik
program penciptaan wirausaha muda ini dengan memasukkan mata kuliah Praktik Bisnis
dalam Kurikulumnya, Mata kuliah ini memberi tugas kepada para mahasiswanya untuk
membuat suatu bisnis start-up yang nantinya akan diperlombakan pada acara Menefesto
yang diselenggarakan oleh Unpar sendiri.
Salah satu peserta dalam mata kuliah serta perlombaan tersebut adalah start-up
business bernama Kyubu. Kyubu dalam bahasa Jepang berarti kubus. Kyubu mempunyai
produk berupa coklat yang berbentuk kubus dengan 5 macam rasa, yaitu: original, oreo,
nutella, green tea, dan stroberi. Tim Kyubu beranggotakan 5 orang mahasiswa dengan
tempat produksi dan pengepakannya di daerah Arcamanik Endah, Bandung. Awalnya
Kyubu mempunyai pemasok produk yang memproduksi produk mereka. Namun, pada
acara puncak dari perlombaan Menefesto, pemasok produk tersebut tidak menyanggupi
pesanan dari Tim Kyubu. Jadi, walaupun mereka memutuskan untuk membuat produk
mereka sendiri mereka tetap menggunakan perhitungan Harga Pokok Produk (HPP) dari
pemasok produk. Dengan demikian, terdapat dua alternatif perhitungan HPP yaitu dari
pemasok produk (decision to buy) dan ketika produksi sendiri (decision to make).
Metode penelitian yang digunakan adalah applied research dengan metode
deskriptif dan case study. Teknik pengumpulan data dengan melihat dokumen Tim Kyubu
serta melihat secara langsung proses produksi yang terjadi.
Setelah dilakukan perhitungan Harga Pokok Produk (HPP) pada kedua alternatif
tersebut yaitu, menggunakan pemasok produk atau memproduksi sendiri. Maka, didapat
bahwa HPP dari pemasok produk (decision to buy) sebesar Rp.3.804.600 menawarkan
keuntungan lebih tinggi dibandingkan HPP ketika Kyubu membuat produk mereka sendiri
(decision to make) sebesar Rp.5.506.757. Selain HPP, operating loss yang dihasilkan dari
HPP pemasok (decision to buy) sebesar Rp. 2.080.600 lebih kecil dibandingkan dengan
memproduksi sendiri (decision to make) sebesar Rp. 3.736.600. Untuk analisa titik impas,
titik impas Kyubu berada pada penjualan 1184 unit yang terdiri dari 1110 unit Box kecil
dan 74 unit Box Besar.
Kyubu lebih baik memproduksi produknya melalui pemasok produk dengan
menggunakan strategi Karena operating loss yang dihasilkan lebih kecil
dibandingkan dengan Kyubu membuat produk mereka sendiri (decision to make). Kyubu
juga harus gencar dalam kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan produk
mereka agar Tim Kyubu mencapai titik impas mereka sesegera mungkin.