Analisis pertumbuhan organisasi pada Kuro Koffee Bandung

Show simple item record

dc.contributor.advisor Iskandarsyah, Triyana
dc.contributor.author Ibram, Leonysa Bianca Hartanto
dc.date.accessioned 2020-04-13T05:35:11Z
dc.date.available 2020-04-13T05:35:11Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.other skp38953
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/10447
dc.description 23825 - FE en_US
dc.description.abstract Semakin berjalannya waktu, masyarakat yang menyukai kopi semakin meningkat. Kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup, bahkan kopi sangat digemari oleh kalangan anak muda dan juga dalam dunia bisnis sehingga harga kopi tergolong mahal. Hal itu membuat bisnis coffee shop di Bandung semakin mengalami peningkatan pula. Salah satu coffee shop yang ada di Bandung adalah Kuro Koffee. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis organisasi yang ada di Kuro Koffee agar dapat dijalankan dan tumbuh dengan lebih baik kedepannya. Organisasi diteliti dengan menggunakan model Greiner dan konsep yang dikembangkan oleh Cameron dengan menggunakan kuesioner OCAI. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan riset evaluasi pada populasi berjumlah 40 orang. Data yang dikumpulkan menggunakan wawancara dan penyebaran kuesioner yang bersifat kualitatif, yaitu data yang berisi informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan dengan angka. Berdasarkan analisis yang dilakukan, Organisasi yang dimiliki oleh Kuro Koffee Bandung saat ini berada pada tahap 2 Greiner yaitu struktur organisasi yang dimiliki masih bersifat fungsional sederhana, sistem yang dimiliki sudah mulai formal karena sudah adanya posisi manajer dalam organisasi dilihat dari sistem pengambilan keputusan dimana keputusan ada di tangan manajernya, lalu adanya pengendalian biaya yang dibebankan kepada manajer HR dan accounting, gaya kepemimpinan pada Kuro Koffee tidak terlalu otoriter karena karyawan masih boleh memberi masukan, hanya saja keputusan masih di tangan manajer. Untuk budaya, Kuro Koffee saat ini menganut budaya clan dimana para karyawan berharap agar budaya ini lebih ditingkatkan lagi. Dari analisis yang dilakukan terhadap organisasi Kuro Koffee diperoleh hasil bahwa organisasi yang ada saat ini sudah berada pada tahap 2 model pertumbuhan greiner dan sedang menghadapi krisis otonom. fokus utama Kuro Koffe adalah efisiensi. Kuro Koffee pun sangat memperhatikan kualitas bahan baku yang akan mereka gunakan dan akan mengatur penggunaan bahan baku dengan efisien. Untuk stuktur organisasi Kuro Koffee bersifat fungsional dan tersentral. Dimana juga terlihat dari pengambilan keputusannya di putuskan oleh 1 orang pimpinan saja. Hal ini lah yang memicu krisis otonom tersebut. Untuk gajinya sendiri, Karyawan dan para manajer dihargai melalui gaji dan sistem penilaian kinerja. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi - UNPAR en_US
dc.title Analisis pertumbuhan organisasi pada Kuro Koffee Bandung en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2015120038
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0416056001
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI603#Manajemen


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account