Abstract:
Indonesia adalah salah satu negara penghasil biji kopi terbesar di dunia, dengan jumlah
konsumsi domestik yang naik setiap tahunnya. Permintaan yang tinggi terhadap kopi
ditunjukkan lewat bertambahnya jumlah kafe selama beberapa tahun terakhir di kota-kota
besar, salah satunya Kota Bandung. Jumlah kafe yang terus meningkat di kota ini
menunjukkan kesempatan sekaligus ancaman. Kesempatannya adalah permintaan terhadap
kopi yang semakin besar, sedangkan ancamannya adalah persaingan antar kafe yang
semakin menantang. Sebagai salah satu perusahaan di industri ini, Kedai Kopi X yang
memiliki empat cabang juga harus menghadapi hal tersebut. Efisiensi dan produktifitas
dituntut di berbagai aspek operasional agar perusahaan dapat terus bertahan dan bersaing.
Penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Data
yang digunakan adalah penjualan sebagai output serta harga pokok produksi, remunerasi,
biaya sewa, dan biaya lain-lain sebagai input. Data diperoleh langsung dari dokumen
perusahaan selama periode April sampai September 2019. Cabang-cabang Kedai Kopi X
dibagi menjadi yang berlokasi di pusat kota dan yang berlokasi di pinggiran kota.
Kemudian tingkat efisiensi cabang dibagi menjadi kelompok efisien, cukup efisien, kurang
efisien, dan tidak efisien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cabang yang dapat
mempertahankan efisiensi dengan model variable return to scale (VRS) dicapai oleh
cabang Jalan K dan Jalan S. Hasil penelitian juga menunjukkan bulan dengan peningkatan
rata-rata total factor productivity (TFP) yang meliputi bulan Mei, Juni, dan September
2019. Selain itu kenaikan TFP paling besar dicapai oleh cabang Jalan K, Jalan M, Jalan P,
dan Jalan S secara berurutan.
Untuk mencapai efisiensi, cabang Jalan M dapat mengurangi biaya
Remunerasi sejumlah Rp 12.424.860 atau setara hampir empat orang pegawai, baik dengan
cara memberikan pelatihan agar performa cabang membaik dan penjualan meningkat,
ataupun relokasi ke cabang lain. Sedangkan untuk cabang Jalan P dapat mengurangi biaya
bahan baku sebesar Rp 4.887.422 dengan cara memastikan pembuatan makanan dan
minuman sesuai resep, meminimalisir bahan baku yang busuk, dan menggunakan sistem
inventory yang lebih baik. Untuk mengurangi Biaya Lain-lain sebesar Rp 2.241.618 bagi
Jalan M dan Rp 10.093.637 bagi Jalan P, perusahaan harus menghemat penggunaan air,
listrik, dan biaya lainnya. Kedepannya Kedai Kopi X juga dapat melakukan perhitungan
efisiensi dengan metode DEA sebagai dasar pengambilan keputusan untuk dapat terus
bertahan dan bersaing di industri kopi.