Abstract:
Kelelahan pada masinis merupakan salah satu penyebab utama dari kecelakaan
kereta api. Salah satu indikator yang dapat menunjukkan tingkat kelelahan seseorang
adalah tingkat kantuk. Kurangnya durasi tidur masinis dan kondisi jalan merupakan faktor
yang dapat mendorong kenaikan tingkat kantuk dari masinis. Kebiasaan merokok diduga
sebagai salah satu cara untuk menghilangkan kantuk. Pada saat ini belum ada penelitian
yang membuktikan hal tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan apakah
kebiasaan merokok dan durasi tidur berpengaruh secara simultan terhadap tingkat
performansi dan tingkat kantuk.
Penelitian dilakukan menggunakan train simulator dan akan melibatkan 32
partisipan pria (16 perokok dan 16 bukan perokok) dan akan mengemudi selama 120 menit
pada kondisi jalan monoton. Variabel bebas yang ditetapkan adalah durasi tidur dan
kebiasaan merokok, sedangkan variabel tidak bebas yang akan diamati adalah tingkat
performansi dan tingkat kantuk. Pengukuran tingkat kantuk dilakukan secara objektif
dengan mengamati aktivitas gelombang otak dengan menggunakan Muse EEG 2,
sedangkan tingkat performansi diukur dengan menggunakan jumlah speeding error dan
wheelslip error (%) yang dihasilkan masing-masing partisipan. Uji MANOVA digunakan
untuk menentukan pengaruh dari kebiasaan merokok dan durasi tidur terhadap tingkat
performansi dan tingkat kantuk.
Hasil pengujian MANOVA menyatakan bahwa faktor durasi tidur memberikan
pengaruh terhadap tingkat kantuk dan tingkat performansi dari partisipan dengan nilai
(p<0,05). Sedangkan faktor kebiasaan merokok tidak memberikan pengaruh terhadap
tingkat kantuk dan tingkat performansi dari partisipan (p = 0,391). Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa faktor durasi tidur berpengaruh secara simultan tingkat kantuk
sedangkan faktor kebiasaan merokok tidak berpengaruh secara simultan terhadap tingkat
performansi dan tingkat kantuk.