Penerapan metode Six Sigma-DMAIC untuk meningkatkan mutu kursi Yamato NN di PT. Chitose Internasional, Tbk.

Show simple item record

dc.contributor.advisor Fransiscus, Hanky
dc.contributor.author Junaidi
dc.date.accessioned 2020-01-30T09:02:56Z
dc.date.available 2020-01-30T09:02:56Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.other skp38646
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/9962
dc.description 4898 - FTI en_US
dc.description.abstract PT Chitose Internasional Tbk merupakan salah satu perusahaan besar di Bandung yang bergerak di bidang industri mebel. Produk yang menjadi ikon perusahaan sekaligus menjadi ikon industri mebel Indonesia adalah kursi lipat. Salah satu produk kursi lipat yang sering mengalami kegagalan adalah kursi Yamato NN. Ada 3 proses besar yang terlibat dalam produksi kursi lipat tersebut yaitu proses konstruksi, finishing, dan assembly. Cacat yang dihasilkan dari proses konstruksi ada 5 jenis yaitu kentob, kerut, gepeng, gores, dan gagal las. Cacat yang dihasilkan dari proses finishing ada 11 jenis yaitu bintik, kebakar, kuning, melotok, over bright, buram, kasar, karat, kentob, belang, dan gores. Cacat yang dihasilkan dari proses assembly ada 3 jenis yaitu kentob, gores, dan sobek. Rata-rata jumlah cacat (defect) pada proses konstruksi dan assembly selama 22 hari penelitian berturut-turut sebesar 0,010 dan 0,015, sedangkan persentase jumlah produk cacat (defective) dari kedua proses tersebut berturut-turut sebesar 0,333% dan 1,409%. Pada proses finishing, rata-rata jumlah cacat selama 21 hari penelitian sebesar 0,010, sedangkan persentase jumlah produk cacat (defective) dari proses tersebut sebesar 0,920%. Metode yang dapat digunakan PT Chitose Internasional Tbk dalam peningkatan mutu kursi Yamato NN adalah metode Six Sigma DMAIC. Metode Six Sigma DMAIC adalah metode peningkatan mutu produk secara berkelanjutan dengan tujuan mencapai 3,4 DPMO (Defects Per Million Opportunities) atau level sigma sebesar 6. Ada 5 tahap yang harus dilakukan dalam menerapkan metode tersebut yaitu define, measure, analyze, improve, dan control. Nilai DPMO pada proses konstruksi, finishing, dan assembly berturutturut sebesar 672, 899, dan 4.911, sedangkan level sigma pada ketiga proses tersebut adalah 4,706, 4,622, dan 4,082. Tindakan perbaikan yang dilakukan adalah memberikan briefing kepada operator, melakukan inspeksi pipa besi dari supplier, dan menyediakan beberapa alat seperti visual display, lembaran busa, kuas pembersih kotoran, timer, spray pembersih kotoran, text LED display, tang ampere, plastik name tag, selotip besar, dan selotip kecil. Hasil penerapan metode Six Sigma DMAIC pada PT Chitose Internasional Tbk khususnya pada ketiga jenis proses besar kursi Yamato NN antara lain terjadinya penurunan nilai DPMO menjadi 431, 706, dan 3.055, peningkatan level sigma menjadi 4,832, 4,692, dan 4,247, serta penurunan persentase defective menjadi 0,215%, 0,776%, dan 0,876%. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.title Penerapan metode Six Sigma-DMAIC untuk meningkatkan mutu kursi Yamato NN di PT. Chitose Internasional, Tbk. en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2015610053
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0401058802
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI613#Teknik Industri


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account