Abstract:
Kasus penculikan terhadap 276 siswi di Nigeria pada tahun 2014 yang dilakukan oleh organisasi teroris Boko Haram semakin memperparah permasalahan keamanan di Nigeria serta negara-negara tetangganya. Boko Haram merupakan organisasi teroris yang menyatakan dirinya sebagai pejuang kemerdekaan. Aksi-aksi teror Boko Haram dimulai dari tahun 2009 dan meningkat secara frekuensi dan jangkauan seiring dengan semakin banyaknya anggota yang tertangkap oleh otoritas. Namun, pemerintah Nigeria mengalami kesulitan dalam mengontrol dan meminimalisir kegiatan Boko Haram. Langkah yang diambil oleh pemerintah Nigeria justru membawa banyak kerugian bagi masyarakat setempat. Michelle Obama selaku Ibu Negara AS pada waktu itu berupaya untuk membawa kasus ini ke sorotan publik melalui media sosial Twitter dan Youtube dalam bentuk kampanye. Penelitian ini berupaya untuk menganalisis keefektifan kampanye Michelle Obama dalam meningkatkan kesadaran publik terkait kasus penculikan oleh Boko Haram. Metode kualitatif dielaborasi menggunakan konsep diplomasi digital, Soft Power dan—secara inklusif First Lady Diplomacy, Media Baru, Tujuh Blok Bangunan. Pembangunan kampanye melalui media sosial yang dilakukan oleh Michelle Obama mencerminkan representasi Amerika Serikat. Penggunaan panggung media sosial oleh Michelle Obama merupakan langkah yang tepat untuk melaksanakan aksi sosial karena kemampuannya dalam menjangkau massa. Dalam penelitian ini, didukung oleh identitas, kehadiran, komunitas, reputasi, dan penyebaran dari tweet yang dipublikasikan oleh Michelle Obama, kampanye ini berhasil untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu penculikan oleh Boko Haram.
