Abstract:
Secara umum, pariwisata memberikan devisa dan dampak yang cukup besar bagi Indonesia. Jendela alam merupakan salah satu destinasi wisata di Kota Bandung dengan konsep yang berbeda dari objek wisata lainnya yaitu konsep edufarming. Melonjaknya jumlah pelaku usaha belakangan ini mengakibatkan persaingan pasar menjadi semakin ketat. Inovasi yang dilakukan Jendela Alam cukup terbatas dan perusahaan juga dirasa kurang dikenal oleh masyarakat. Namun, dalam kondisi seperti ini, Jendela Alam mampu mempertahankan eksistensinya. Dengan begitu, perusahaan dituntut untuk melakukan dan merencanakan strategi agar dapat mempertahankan dan meningkatkan posisi perusahaannya dalam persaingan.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk membahas mengenai strategi pengembangan produk Jendela Alam pada industri pariwisata. Peneliti berusaha untuk mencari tahu mengenai strategi apa yang sudah diterapkan oleh perusahaan saat ini, faktor ekternal dan internal apa saja yang mempengaruhi perusahaan, serta strategi apa yang dapat direkomendasikan untuk dapat mempertahankan posisi bersaingnya. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE), Matriks Internal-Eksternal (IE), Matriks SWOT, dan Analisis Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM).
Merujuk pada hasil penelitian ini, perusahaan diberikan saran untuk menggunakan strategi pengembangan produk sebagai rekomendasi strategi bagi perusahaan. Perusahaan diharapkan dapat mempertimbangkan penerapan strategi alternatif sehingga dapat memperkuat posisi perusahaan dalam persaingan di industri pariwisata.